View Full Version
Selasa, 14 Jun 2011

25 Polisi Terluka Saat Konvoi Mobil Raja Yordania Diserang

TAFILEH, YORDANIA (voa-islam.com) - Dua puluh lima petugas polisi terluka dan salah satu dari mereka cedera serius saat iring-iringan mobil Raja Yordania diserang ketika ia sedang dalam perjalanan tur resmi di kota selatan Tafileh.

"Iring-iringan mobil raja Yordania telah diserang ketika ia sedang dalam perjalanan tur resmi di kota selatan Tafileh, seorang pejabat keamanan mengatakan dalam keadaan anomitas.

Pejabat keamanan tersebut mengatakan Raja Abdullah II tidak terluka dalam insiden Senin tetapi 25 petugas polisi terluka, salah satu dari mereka serius.

"(Bagian belakang) bagian dari iring-iringan Raja Abdullah II diserang dengan batu dan botol kosong oleh sekelompok laki-laki berusia 20 hingga 30-an setelah mobil raja masuk Tafileh," kata pejabat itu, menambahkan bahwa konvoi tersebut mengubah rute perjalanan merekan menyusul serangan tersebut.

Namun Pengadilan kerajaan dan pemerintah Yordania, telah membantah laporan bahwa raja menjadi sasaran kekerasan di kota selatan, mengatakan para pemuda Yordania yang marah menyerang polisi anti huru-hara yang menjaga iring-iringan Raja Abdullah II.

"Ini benar-benar tidak beralasan. Rekaman yang diambil selama kunjungan ke Tafileh membuktikan itu," kata seorang pejabat pengadilan kepada AFP.

..kekerasan itu muncul setelah walikota Tafileh melarang pemuda pengangguran dari kota itu bertemu dengan raja dan juga karena perlakuan kasar oleh polisi anti huru-hara..

"Iring-iringan dari sang raja tidak diserang dan kunjungan ke Tafileh berhasil," kata juru bicara pemerintah Taher Adwan kepada kantor berita Petra yang dikelola negara.

"Semua yang terjadi adalah pertengkaran antara polisi dan orang-orang yang ingin menyambut raja," tambahnya.

Beberapa laporan mengatakan bahwa kekerasan itu muncul setelah walikota Tafileh melarang pemuda pengangguran dari kota itu bertemu dengan raja dan juga karena perlakuan kasar oleh polisi anti huru-hara, yang memukul mereka karena mereka mencoba melewati garis trotoar menuju iring-iringan mobil dan memberikan petisi untuk raja.

"Mereka yang tidak mewakili rakyat Tafileh telah dipilih untuk duduk dengan raja. Kami telah terpinggirkan dalam sebuah langkah provokatif yang menunjukkan bagaimana aparat keamanan mengontrol rakyat," kata kelompok yang menamakan dirinya "orang bebas dari Tafileh."

Serangan itu terjadi sehari setelah Raja Abdullah II bersumpah untuk meningkatkan reformasi politik dan ekonomi dan menjanjikan UU pemilu baru yang mengarah ke pemerintahan parlemen dalam upaya untuk mengakhiri beberapa bulan aksi unjuk rasa anti-pemerintah di negara tersebut.

Tafileh, sekitar 200 kilometer (124 mil) selatan ibukota Amman, Yordania seperti kota-kota lainnya, telah menjadi tempat protes anti-pemerintah selama beberapa bulan terakhir. Warga Yordania menuntut reformasi, langkah-langkah efektif untuk memerangi korupsi dan pengunduran diri Perdana Menteri Marouf Bakhit dan kabinetnya. (up/ptv)


latestnews

View Full Version