WASHINGTON (voa-islam.com) - Dua orang telah ditangkap dan didakwa karena berencana untuk menyerang pusat perekrutan militer di Seattle dengan granat dan senapan mesin, Departemen Kehakiman AS mengatakan pada hari Kamis.
Abu Khalid Abdul-Latif, 33, dari Seattle, dan Walli Mujahidh, 32, dari Los Angeles ditangkap pada Rabu malam dengan tujuh dakwaan yang menuduh mereka berkomplot untuk membunuh pejabat dan karyawan militer Amerika Serikat, konspirasi untuk menggunakan granat dan pelanggaran senjata api lainnya.
Penangkapan keduanya atas informasi dari kawan tersangka yang kemudian beralih menjadi informan pihak kepolisian.
Sebelumnya, seorang individu tak dikenal (demi keamanan sang informan-Red) yang telah mengenal Abdul-Latif selama beberapa tahun didekati olehnya pada akhir Mei untuk berpartisipasi dalam plot dan memasok senjata, namun justru orang tersebut pergi ke Departemen Kepolisian Seatle dan melaporkan hal itu, kata pihak berwenang.
Individu tersebut, yang memiliki catatan kriminal, menjadi seorang informan rahasia yang dibayar dalam sebuah operasi penyamaran untuk menangkap kedua pria itu, menurut jaksa.
..Penangkapan keduanya atas informasi dari kawan tersangka yang kemudian beralih menjadi informan pihak kepolisian..
Abdul Latif menyebutkan penembakan 2009 di Fort Hood, Texas, di mana seorang Mayor Angkatan Darat didakwa membunuh 13 orang, mencatat bahwa "jika satu orang bisa membunuh begitu banyak orang, tiga penyerang bisa membunuh lebih banyak lagi," kata informan pemerintah tersebut, menurut pengaduan kriminal.
Serangan tersebut direncanakan untuk membalas kejahatan tentara Amerika Serikat di Afghanistan, Abdul-Latif mengatakan kepada sang informan, menurut surat pernyataan FBI. Video dan audio rekaman dari beberapa percakapan dan pertemuan dilakukan selama operasi rahasia tersebut.
Pihak berwenang AS telah semakin khawatir terhadap militan yang di ilhami oleh pemimpin Al-Qaeda Sheikh Usamah Bin Ladin meluncurkan serangan di Amerika Serikat, khususnya individu tunggal atau kelompok kecil yang sangat sulit untuk dilacak.
"Tapi karena keberanian dan kerja sama para saksi yang kemudian jadi informan pemerintah, dan upaya beberapa agen yang bekerja dalam waktu lama dan intens, subjek tidak mampu melaksanakan rencana brutal mereka," Laura Laughlin, agen khusus yang memimpin divisi FBI Seattle, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Ganti sasaran
Kedua pria itu awalnya merencanakan untuk menyerang Pangkalan Gabungan Lewis-McChord di negara bagian Washington, tapi kemudian beralih target ke tempat perekrutan militer, menurut jaksa.
..Abdul-Latif menjelaskan bahwa, dalam pandangannya, membunuh tentara Amerika itu dibenarkan..
Abdul Latif mengembangkan rencana serangan yang luas pada pusat perekrutan militer tersebut,yang berjarak tiga kilometer di selatan pusat kota Seattle, dan menegaskan bahwa ia ingin menyerang para pegawai militer, bukan sipil, dakwaan itu mengatakan.
"Abdul-Latif menjelaskan bahwa, dalam pandangannya, membunuh tentara Amerika itu dibenarkan," kata surat keterangan itu. Kedua orang itu disediakan senjata yang dibawa oleh sang informan untuk melakukan operasi intelijen dengan persetujuan oleh otoritas penegak hukum.
Abdul Latif memberikan informan itu uang tunai 800 dolar untuk untuk membantu membeli senjata dan mengatur untuk membeli tiket bus bagi Mujahidh untuk melakukan perjalanan dari Los Angeles ke Seattle untuk berpartisipasi dalam serangan tersebut, kata jaksa.
Setelah ditangkap, Mujahidh melepaskan hak hukumnya dan mengatakan kepada agen FBI bahwa plot tersebut adalah untuk mencegah personel militer AS untuk pergi ke tanah Islam dan membunuh kaum Muslim, kata surat keterangan.
Kedua pria itu muncul di pengadilan federal Seattle pada Kamis sore untuk mendengar tuntutan terhadap mereka. Mereka ditahan sambil menunggu penangguhan sidang hingga Rabu pekan depan. Sebuah sidang pendahuluan menyangkut dakwaan telah ditetapkan untuk 7 Juli mendatang. (by/reuters)