View Full Version
Senin, 27 Jun 2011

Jihad Melawan Penindasan, TKW Hong Kong Gelar Majelis Tausiyah & Zikir

SAI WAN HO, HONG KONG (voa-islam.com) – Ratusan BMI (Buruh Migrant Hong Kong) antusias mengikuti Majelis Tausiyah dan Zikir di Community Hall di kota Sai Wan Ho, yang dipandu tiga orang ustadz dari tanah air. Ustadz Muhammad Nata dari Majelis Az-Zikra Jakarta, tampil memukau di hadapan jamaah dengan tausiyah ringan namun berbobot.

Acara yang digelar Ahad lalu oleh aliansi GAMMI (Gabungan Migrant Muslim Indonesia) ini makin khidmat dengan tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Ramli Ishaque dan Ustadz Ahmad Fathul Uzzy.

Acara religi bertema “Dengan Selalu Dzikrullah Mari Perkuat Semangat Jihad Lawan Segala Bentuk Perampasan Upah dan Kerja Menuju Kesejahteraan Sejati” itu merupakan pembinaan mental para BMI untuk bersikap berani melawan penindasan dan kezaliman.

Saat ditemui voa-islam.com ditempat acara, Muhammad Nata menegaskan pentingnya dakwah di Hong Kong, terutama kepada para buruh migrant Indonesia (BMI) yang menjadi target pemurtadan oleh para misionaris.

“Hong Kong adalah negara yang bebas untuk berdakwah, hanya saja tentang kebersamaan yang perlu dibangun,” ujar ustadz yang namanya cukup tersohor di kalangan BMI Hong Kong ini. “Pemurtadan di Hong Kong memang ada, umumnya berkedok sosial, memberikan bantuan-bantuan pada BMI bermasalah, lalu ujung-ujungnya menekan BMI untuk menelan  pesan-pesan atau doktrin gereja,” lanjutnya.

Meski rawan pemurtadan di perantauan, menurut Muhammad Nata, BMI bisa menjadikan Hong Kong sebagai pesantren alami dan negeri perjuangan iman. Hal itu bisa dilakukan bila para BMI membangun kebersamaan melalui perkumpulan-perkumpulan yang menyelenggarakan aktivitas kajian keislaman.

“Saya berpesan pada BMI Hong Kong agar membangun kebersamaan, Hong Kong ini juga merupakan pesantren. BMI bisa belajar banyak di sini. Namun harus di ingat, Hong Kong bukanlah akhir dari segalanya, dalam artian, Hong Kong hanya persinggahan sementara, ada surga indah menanti, ada keluarga yang menanti, ada suami tempat berbakti, ada orangtua tempat mengabdi,” pungkasnya.

Acara yang cukup meriah dan khidmat ini ditutup dengan penandatanganan “Petisi Kenaikan Gaji BMI” dari HKD 3740 menjadi HKD 4000. [taz/yulianna]


latestnews

View Full Version