MESIR (voa-islam.com) - Deputi Perdana Menteri Mesir Yehiya al-Gamal telah menyalahkan Amerika Serikat dan Israel karena terlibat dalam upaya untuk menghasut suatu perselisihan agama untuk melemahkan negara Afrika tersebut.
"AS dan Israel berada di balik makar agama di Mesir [saat] mereka menyadari bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk memecah belah negara ini," kata al-Gamal dalam pernyataan televisi, dikutip dalam sebuah laporan oleh kantor berita MENA.
"Israel sedang mencoba untuk melakukan hal ini karena Mesir adalah kekuatan yang paling penting di kawasan," tegasnya.
Mesir terjerat dengan perselisihan sektarian di negara itu setelah revolusi bersejarah yang menggulingkan mantan Presiden Hosni Mubarak.
Bentrokan sektarian antara Kristen Koptik dan Muslim di ibukota Kairo diklaim menewaskan 12 jiwa dan melukai 100 lainnya pada bulan Maret lalu.
Awal bulan ini, pejabat Mesir menahan seorang pria AS yang lahir di Israel, menyamar sebagai wartawan, dengan laptop dan tiga ponsel yang berisi informasi rahasia.
Mata-mata Israel yang tersebut dicurigai terlibat dalam upaya untuk menghasut ketegangan sektarian di kalangan pemuda di ibukota Mesir selama revolusi populer di negara itu, dan mendesak mereka untuk berbenturan dengan aparat keamanan.
Hubungan antara Israel dan Mesir tetap tegang sejak revolusi popular penggulinggan Mubarak dari kekuasaan pada Februari.
Selama ini di bawah rezim Mubarak yang didukung AS, Mesir secara konsisten melayani kepentingan Tel Aviv di wilayah tersebut. (up/ptv)