View Full Version
Kamis, 30 Jun 2011

Umar Bin Ladin: Pakistan Harus Bebaskan Keluarga Usamah Bin Ladin

DOHA, QATAR (voa-islam.com) - Seorang anak Sheikh Usamah Bin Ladin mengatakan ia bekerja sama dengan PBB untuk memperoleh pembebasan keluarganya dari Pakistan setelah serangan AS yang menewaskan pemimpin Al-Qaeda  2 Mei lalu.

Umar Bin Usamah Bin Ladin, yang telah menulis sebuah buku otobiografi berjudul Growing up bin Laden, juga mengatakan ia meragukan jika ayahnya telah meninggal setelah Presiden AS Barack Obama memutuskan untuk tidak mempublikasikan foto-foto dari serangan itu.

"Aku ingin mengirim pesan kepada para pemimpin Pakistan: mereka harus membantu anak-anak Usamah Bin Ladin untuk pergi ke mana pun mereka ingin pergi. Pemerintah Pakistan harus melindungi mereka, karena mereka hanya anak-anak dan perempuan yang tidak bersalah, "kata Umar bin Ladin kepada Reuters.

Umar sendiri mengatakan ia telah tinggal di ibukota Qatar selama setahun untuk memulai pengembangan perusahaan properti sendiri, Qatar bin Laden Grup. Keluarga Bin Laden selama ini mengumpulkan kekayaan dari bidang konstruksi dan real estat.

Setelah serangan di New York dan Washington pada 11 September 2001, Usama Bin Ladin adalah subyek dari pemburuan besar-besaran yang memaksa dia bersembunyi.

Di tempat persembunyian terakhir, sebuah kompleks di utara Islamabad, salah satu janda bin Ladin Amal Ahmed Abdulfattah, bersama dengan dua istri dan beberapa anaknya yang lain, termasuk di antara 15 atau 16 orang yang ditahan oleh pemerintah Pakistan. Dia diyakini memiliki sekitar 20 anak dari beberapa istri.

Pakistan telah menyalahkan penyimpangan intelijen untuk kegagalan dalam mendeteksi bin Ladin, sementara Washington telah bekerja untuk menentukan apakah sekutu mereka dalam memerangi pejuang Islam tersebut telah melindung Al-Qaeda, sebuah tuduhan yang ditolak keras Islamabad.

Umar mengatakan semua sanak saudaranya kecuali adiknya Fatima dan suaminya telah meninggalkan Iran, dimana beberapa anak Sheikh Usamah Bin Ladin dengan istri pertamanya Najwa meloloskan diri pada tahun 2001.

"Syukurlah semua kecuali satu bisa keluar," kata Umar. Dia menambahkan bahwa ia tidak yakin ayahnya tewas dalam operasi militer AS di Abbottabad, Pakistan, 2 Mei lalu.

Dia juga tidak yakin apakah ayahnya telah hidup selama lima tahun tanpa gangguan di kompleks di mana serangan terjadi.

"Mengapa tidak Amerika Serikat menunjukkan foto? Jika kita belum melihat tubuhnya, kita tidak dapat sepenuhnya yakin, "katanya.

Pihak berwenang AS mengatakan mereka memutuskan untuk tidak merilis gambar karena potensi untuk menghasut kekerasan dan digunakan sebagai alat propaganda Al Qaeda.

Omar mengatakan, bagaimanapun, meyakini bahwa saudaranya Khalid,tewas dalam serangan itu: "Aku melihat gambar, dan tahu itu dia."

Anak tertua keempat Usama Bin Ladin, Umar memutuskan hubungan dengan ayahnya pada tahun 2001 setelah tinggal di Afghanistan sejak tahun 1996 sampai 2001. (by/Reuters)


latestnews

View Full Version