View Full Version
Sabtu, 02 Jul 2011

3000 Pasukan Uganda Tiba di Somalia

SOMALIA (voa-islam.com) - Pemerintah Uganda kembali mengirm 3000 tentara tambahan ke Somalia untuk mendukung pasukan pemerintah Federal Sementara pimpinan Sharif Ahmed dan tidak memperdulikan ancaman Al-Shabaab yang akan menyerang kembali negara itu jika tidak menarik pasukannya dari negara Tanduk Afrika.

Sekitar 3.000 tentara Uganda telah tiba di ibukota Somalia untuk menopang Pemerintahan Federal Sementara yang didukung Barat untuk memerangi kelompok Al-Shabab di negara Tanduk Afrika.

Bala bantuan lain yang sedang dalam perjalanan ke negara yang dilanda perselisihan tersebut sebagai bagian dari pasukan internasional untuk membantu pemerintahan Somalia, seorang koresponden Press TV melaporkan pada hari Sabtu, mengutip seorang komandan tinggi Uni  (AU).

Nama Al-Shabaab kembali mencuat setelah mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan di ibukota Uganda Kampala pada 11 Juli tahun lalu yang menewaskan 79 orang.

Pemboman itu merupakan serangan terburuk di Afrika timur sejak pemboman 1998 terhadap kedutaan besar AS di Nairobi dan Dar es Salaam yang diklaim oleh Al-Qaeda.

Pemimpin Al-Shabaab telah memperingatkan dalam pesan terekam pada Juli bahwa Uganda akan menghadapi pembalasan karena peranannya dalam membantu pemerintah sementara Somalia yang didukung Barat.

Uganda adalah negara pertama yang menempatkan pasukan di Somalia pada awal 2007 untuk misi Uni Afrika yang bertujuan melindungi pemerintah sementara dari Al-Shabaab dan sekutu mereka yang berhaluan keras di negara Tanduk Afrika tersebut.

Pasukan pemerintah Somalia, yang didukung oleh pasukan Uni Afrika baru-baru ini melancarkan serangan untuk mengusir pejuang Al-Shabab, terutama di beberapa bagian ibukota Mogadishu, yang berada di bawah kendali kelompok tersebut.

Al-Shabab sedang memerangi pemerintah yang didukung PBB untuk menerapkan hukum islam di negara tersebut. Al-Shabab adalah mantan sayap militer Islamic Courts Union (ICU), yang menguasai sebagian besar Somalia tengah dan selatan pada akhir tahun 2006, sampai invasi oleh Ethiopia. (up/ptv)


latestnews

View Full Version