View Full Version
Sabtu, 09 Jul 2011

Puluhan Ribu Pemrotes Yaman Tolak Campur Tangan AS dan Arab Saudi

SANA'A YAMAN (voa-islam.com) - Puluhan ribu pemrotes berpawai di Sanaa, Jumat, untuk menolak ketergantungan Yaman pada AS dan Arab Saudi.

Mereka juga menyebut Presiden Ali Abdullah Saleh, yang mengalami luka bakar parah dalam serangan di istananya, "secara politis tewas" setelah kemunculannya di televisi.

Dalam demonstrasi tandingan, ribuan pendukung Saleh berpawai di daerah selatan Sanaa untuk mengungkapkan rasa syukur atas kesehatan Saleh, dengan meneriakkan "Rakyat ingin Ali Abdullah Saleh."

Di Jalan Sittine, sebelah barat Sanaa, pemrotes anti-Saleh berkumpul dengan membawa spanduk-spanduk yang bertuliskan "Orang-orang AS dan Saudi, jangan campuri urusan Yaman" dan "Ali Saleh secara politis tewas".

Pawai serupa berlangsung di kota terbesar kedua Yaman, Taez, sebelah selatan Sanaa.

Saleh dirawat di rumah sakit Arab Saudi dan tidak muncul di depan publik sejak ia terluka parah dalam serangan bom terhadap istana kepresidenannya pada 3 Juni. Di tengah spekulasi mengenai kondisinya, ia akhirnya muncul di televisi Yaman pada Kamis malam.

Saleh tampil dengan wajah bekas terbakar dan tangan terbalut perban dan berbicara dari sebuah rumah sakit di Arab Saudi tempat ia menjalani perawatan.

Ia hampir tidak bisa dikenali dan duduk dengan kaku ketika ia berbicara dalam pernyataan terekam yang disiarkan di televisi Yaman.

..pemrotes anti-Saleh berkumpul dengan membawa spanduk-spanduk yang bertuliskan "Orang-orang AS dan Saudi, jangan campuri urusan Yaman" dan "Ali Saleh secara politis tewas".

Saleh menyatakan menjalani "lebih dari delapan operasi yang berhasil akibat luka-luka bakar yang dideritanya dalam kecelakaan" dan menyerukan dialog.

"Penampilan Saleh itu dimaksudkan untuk mendorong semangat pendukungnya dan menekan oposisi agar menerima putra dan keluarganya dalam kehidupan politik di Yaman," kata Mohammed al-Asal, seorang anggota komite informasi pemberontakan pemuda, kepada AFP.

Wakil Presiden Abdrabuh Mansur Hadi menghadapi tekanan domestik dan internasional yang meningkat agar menjalankan kekuasaaan satelah Saleh.

Namun, kekuasaan Hadi dipandang rapuh karena keluarga Saleh tetap memegang sistem keamanan utama. Diantara mereka adalah putra Saleh, Ahmed, yang memimpin pasukan elit Garda Republik.

Menurut para diplomat, peluang Saleh kecil untuk kembali ke Yaman karena kebuntuan politik parah setelah protes berbulan-bulan yang menuntut pengunduran dirinya.

Kelompok suku yang setia pada pemimpin oposisi kuat Sheikh Sadiq al-Ahmar terlibat dalam pertempuran dengan pasukan pemerintah di Sanaa setelah Saleh menolak menandatangani perjanjian transisi yang ditengahi negara-negara Teluk.

Perjanjian yang telah ditandatangani oposisi itu menetapkan Saleh meninggalkan kekuasaan dalam waktu 30 hari, dan sebagai imbalannya, ia akan memperoleh kekebalan dari penuntutan.

Saleh, yang telah berkuasa selama 33 tahun, menghadapi protes sejak Januari untuk menuntut pengunduran dirinya, yang disambut dengan tindakan keras aparat keamanan.

Demonstrasi di Yaman sejak akhir Januari yang menuntut pengunduran diri Saleh telah menewaskan lebih dari 300 orang. (by/ant)


latestnews

View Full Version