KAIRO (voa-islam.com) - Tujuh pemberontak Libya tewas dalam pertempuran melawan tentara yang setia kepada Kolonel Muamar Kadhafi di dekat kota kecil Zlitan di bagian barat negeri itu, demikian laporan stasiun TV yang berpusat di Doha, Qatar, Al-Jazeera.
Pasukan Kadhafi mencapai pinggir kota Zlitan, kota terbesar di antara Misrata dan ibu kota Libya, Tripoli, dan melancarkan serangan balasan terhadap pasukan pemberontak, kata Al-Jazaeera, lapor Xinhua.
Pertempuran tersebut masih berkecamuk di dekat kota itu, kubu yang digunakan oleh pasukan pemerintah untuk menghalangi gerak maju pasukan pemberontak ke arah Tripoli, yang bejarak sekitar 130 kilometer.
Pemberontak yang cedera telah dibawa ke beberapa rumah sakit di Misrata untuk dirawat, kata beberapa pejabat rumah sakit sebagaimana dikutip Al-Jazeera.
Pemerintah Kadhafi bertekad untuk melanjutkan perang melawan pemberontak, baik pemboman NATO berhenti atau tidak, sehingga hanya terdapat sedikit ruang untuk diplomasi guna mengahiri kemelut lima bulan itu.
Pemberontak dan pendukung Barat-nya meningkatkan tekanan terhadap pemimpin kawakan itu saat Ramadhan dimulai, sementara NATO menyerang tentara dan menjatuhkan selebaran di ibu kota Libya guna menyeru pengikut orang kuat tersebut agar menyerah.
Pemberontak, yang menguasai sekitar setengah dari negara itu tapi sering kalah dalam serangan balik oleh pasukan Kadhafi, yang bersenjata lebih lengkap dan terlatih baik, serta tetap dihantui perpecahan, menggalang kekuatan di sekitar Zlitan.
Sebanyak 30 negara telah mengakui pemberontak yang berpusat di Benghazi, dan Prancis, Senin (01/08/2011), berjanji akan mengizinkan pencairan aset Libya sebesar 259 juta dolar AS buat Dewan Peralihan Nasional (TNC). (st/ant)