View Full Version
Rabu, 24 Aug 2011

Duh, Pemberontak Libya Meminta Bantuan Pemerintah Israel

YERUSALEM (voa-islam.com) – Di balik pertumpahan darah di Libya ternyata ada campur tangan Israel. Pasalnya, pemberontak di Libya meminta bantuan kepada pemerintah Israel untuk menggulingkan Muammar Qaddafi dan keluarganya dari kekuasaan yang telah mereka genggam selama 42 tahun.

Permohonan ini disampaikan juru bicara oposisi Libya yang menetap di ibukota London, Inggris, Ahmad Shabani, kepada surat kabar Israel Haaretz hari ini, Rabu (24/8/2011).

“Kami meminta Israel menggunakan pengaruhnya di masyarakat internasional untuk mengakhiri rezim tirani Qaddafi dan keluarganya,” kata Shabani dalam wawancara lewat telepon dengan wartawan Haaretz.

Saat ini, kelompok pemberontak telah menguasai hampir seluruh ibu kota Tripoli, termasuk Bab al-Aziziyah, yang merupakan kompleks kediaman keluarga Qaddafi. Namun, hingga kini, pemimpin berusia 69 tahun itu belum diketahui nasibnya.

Saif al-Islam, putra kedua Qaddafi, yang sempat dinyatakan ditahan oleh kubu pemberontak, mengaku ayahnya dalam keadaan selamat dan masih berada di Tripoli. Ia diyakini bersembunyi di dalam serbuan bunker di luar ibu kota.

Shabani, 43 tahun, adalah anak mantan menteri di pemerintahan Raja Idris yang digulingkan Qaddafi pada 1969. Setelah pergantian kekuasaan, keluarga Shabani kabur dari Libya dan tinggal di London.

Shabani yang bersekolah di Inggris lantas kembali ke Libya dan bekerja untuk pihak oposisi. Ia mulai menentang pemerintah Maret lalu, namun kembali ke London karena merasa keselamatannya terancam.

Shabani tidak dapat memastikan apakah pemerintah terpilih nantinya di Libya bakal membina hubungan diplomatic dengan Israel. “Itu pertanyaan sangat sensitif. Persoalannya adalah apakah Israel akan mengakui kami,” katanya. [taz/tempo, haaretz]


latestnews

View Full Version