NAIROBI (voa-islam.com) - Misi penjaga perdamaian Uni Afrika di Somalia (AMISOM) mengatakan penyelidikan telah menemukan bahwa empat tentara Burundi bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap seorang wartawan Malaysia di Mogadishu awal bulan ini.
Pasukan itu mengatakan dalam sebuah pernyataan Senin (26/09/2011) bahwa empat pasukan penjaga perdamaian yang terlibat dalam pembunuhan kemeramen Noramfaizul Mohd Nor dipulangkan dari kesatuan dan akan diadili di Burundi.
Noramfaizul Mohd Nor tewas pada 2 September 2011 lalu ketika tengah meliput misi kemanusiaan sebuah lembaga bantuan Malaysia untuk bencana kelaparan yang melanda Somalia.
Rekan Noramfaizul, Khairulanuar Yahaya yang juga bagian dari tim peliput misi kemanusiaan tersebut mengatakan, Noramfai-Zul sedang bepergian dengan para wartawan media elektronik di sebuah truk menuju ke pusat komersial kota untuk mengirim visual yang direkam sebelumnya.
Khairulanuar mengatakan tembakan tersebut berasal dari sebuah truk tentara pemerintah yang menyertai kendaraan media dan peluru nyasar mengenai Noramfaizul, yang duduk dekat pintu.
..Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan para warga Somalia menuduh pasukan Uni Afrika atau yang lebih dikenal dengan AMISOM, dan juga pasukan Pemerintah Transisi Federal (TFG) Somalia biasa menjadikan warga sipil sebagai sasaran senjata-senjata mereka tanpa sebab yang jelas..
Peluru tesebut menembus paru-paru Noramfaizul dan ia meninggal karena luka-lukanya sekitar 30 menit kemudian ketika sedang diberi pengobatan.
Ini bukan kali pertama pasukan AMISOM melakukan penembakan membabi-buta terhadap warga sipil secara serampangan. Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan para warga Somalia menuduh pasukan Uni Afrika atau yang lebih dikenal dengan AMISOM, dan juga pasukan Pemerintah Transisi Federal (TFG) Somalia biasa menjadikan warga sipil sebagai sasaran senjata-senjata mereka tanpa sebab yang jelas.
Beberapa waktu lalu (31/01/2011) 17 warga sipil kehilangan nyawa dan lebih dari 60 lainnya menderita luka-luka ketika seorang tentara Somalia menembaki kerumunan warga sipil dengan senjata mesin anti pesawat, setelah prajurit tersebut bertengkar dengan sesama rekannya.
Kelompok HAM mengatakan pasukan AMISOM telah meningkatkan rekor mereka dalam penembakan membabi buta, yang membunuh warga sipil lebih sedikit dibanding masa lalu. (by/mrg)