KUALA LUMPUR, MALAYSIA (voa-islam.com) - Polisi Malaysia telah melarang festival "Seksualiti Merdeka" yang sedang berlangsung, deputi inspektur jenderal polisi Datuk Khalid Abu Bakar mengatakan hari ini.
Orang nomor dua di kepolisian Malaysia tersebut, sebagaimana dikutip oleh The Star mengatakan bahwa polisi akan mengambil tindakan tegas terhadap orang-orang yang menentang perintah tersebut.
Khalid mengatakan, polisi akan memanggil para pendukung festival termasuk mantan Presiden Dewan Bar Datuk Ambiga Sreenevasan untuk mencatat pernyataan mereka.
"Polisi akan mengambil tindakan berdasarkan Pasal 27 A (1) (C) UU Kepolisian serta pasal 298 A KUHP untuk mencegah setiap fungsi yang berkaitan dengan program tersebut," katanya.
Dia mengatakan hukum di Malaysia tidak mengakui setiap kegiatan menyimpang yang dapat menghancurkan praktek dari kebebasan beragama.
"Polisi menerima banyak protes dari organisasi non-pemerintah termasuk organisasi-organisasi Islam dan non-Islam yang khawatir bahwa program ini dapat menciptakan ketidakharmonisan, permusuhan dan mengganggu ketertiban umum," katanya.
Sejumlah kelompok Muslim seperti Perkasa dan partai oposisi PAS telah menyatakan kemarahan terhadap "Seksualiti Merdeka", sebuah festival tahunan untuk mempromosikan hak-hak kaum homo dan lesbian di Malaysia.
..Polisi menerima banyak protes dari organisasi non-pemerintah termasuk organisasi-organisasi Islam dan non-Islam yang khawatir bahwa program ini dapat menciptakan ketidakharmonisan, permusuhan dan mengganggu ketertiban umum..
Perkasa dan beberapa kelompok lain mengajukan laporan polisi kemarin menentang program yang berlangsung sampai 13 November dan menuntut Inspektur Jenderal Polisi membatalkan acara tersebut.
Kemarahan kelompok-kelompok tersebutjuga menjadi berita halaman depan di harian berbahasa Melayu Utusan Malaysia kemarin bersama dengan artikel tentang keberatan PAS untuk konser bulan ini oleh penyanyi Elton John, yang mengaku dirinya seorang homoseks.
Namun Dewan Bar membela festival tersebut dan mendesak pemerintah untuk menolak diskriminasi terhadap lesbian, komunitas gay, biseksual dan transgender (LGBT) Malaysia dengan memberlakukan hukum untuk melindungi mereka.
Kelompok lain dari para pengacara- Asosiasi Pengacara Muslim Malaysia (PPMM) telah menyerukan Bar Malaysia untuk menarik kembali pernyataan mereka dan berhenti mendukung festival tersebut.
Sementara itu Wakil perdana menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin hari ini mengatakan penyelenggara festival "Merdeka Seksualiti" harus menghormati budaya dan hukum Malaysia bukan mempromosikan suatu even yang merayakan homoseksualitas.
Menyebutnya sebagai "tidak pantas" dan "buang-buang waktu", wakil perdana menteri mengatakan meski pemerintah menghormati hak penyelenggara untuk mengadakan acara itu, festival tersebut "tidak bermanfaat" untuk warga Malaysia pada umumnya. (an/tm)