JENEWA (voa-islam.com) - Komisi hak asasi manusia PBB pada Selasa mengatakan meningkatnya jumlah kematian menjadi lebih dari 3.500 orang sejak delapan bulan pemberontakan di Suriah, sebagaimana para aktivis di lapangan melaporkan bahwa serangan terbaru oleh pasukan Suriah menewaskan dua orang disebuah kota yang menjadi pusat pemberontakan dimana militer berjuang keras untuk memperkuat kontrol.
Jumlah korban yang diberikan oleh PBB berdasarkan angka yang dikumpulkan di luar negeri, dan termasuk puluhan yang tewas sejak sebuah rencana perdamaian yang ditengahi oleh Liga Arab pekan lalu dan selama hari libur Idul Adha pada Ahad.
Setelah pemberontakan terhadap Presiden Bashar Assad meletus pada pertengahan Maret, terinspirasi oleh pemberontakan di Tunisia dan Mesir, pemerintah telah menutup sebagian besar negara tersebut dari wartawan asing dan mencegah pelaporan yang independen, tetapi video amatir yang diposting online dan rincian yang dikumpulkan oleh kelompok aktivis telah telah menyaringnya.
"Tindakan keras kejam terhadap para pembangkang di Suriah sejauh ini telah merenggut nyawa lebih dari 3.500 warga Suriah," kata Ravina Shamdasani, juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk HAM.
"Lebih dari 60 orang dilaporkan telah ditewaskan oleh militer dan pasukan keamanan sejak Suriah menandatangani rencana perdamaian yang disponsori oleh negara-negara Liga Arab, termasuk sedikitnya 19 orang pada Idul Adha, Ahad," katanya.
Angka-angka PBB tersebut adalah cermat dan berdasarkan "sumber yang kredibel di lapangan" meskipun badan itu sendiri tidak memiliki seseorang yang di tempatkan di negeri itu, kata Shamdasani.
..Tindakan keras kejam terhadap para pembangkang di Suriah sejauh ini telah merenggut nyawa lebih dari 3.500 warga Suriah..
"Tentara Suriah terus menggunakan tank dan senjata berat untuk menyerang desa-desa tempat tinggal di kota Homs," katanya, merujuk ke kota titik nyala tempat protes terhadap pemerintah Bashar al-Assad diadakan di sebagian besar distrik meskipun ada tindakan keras militer berpekan-pekan lamanya.
Saat penghitungan PBB itu keluar, aktivis Suriah Salim Al-Homsi, yang berbasis di pusat kota memberontakan, Homs, mengatakan seorang pria dan seorang wanita tewas oleh tembakan pasukan keamanan ' pada Selasa pagi di lingkungan kota Baba Amr.
Al-Homsi mengatakan pasukan mengontrol sebagian besar distrik tersebut setelah pembelot menarik diri keluar, namun pasukan keamanan masih melakukan penggerebekan dan operasi di daerah lain. Listrik, air dan saluran telepon untuk Baba Amr telah dipotong selama satu pekan.
"Mereka pikir mereka dapat mengendalikan Baba Amr seperti yang mereka lakukan terhadap daerah lain, mereka salah, kita tidak takut pada mereka, Kami akan terus melakukan protes." katanya kepada The Associated Press melalui telepon. (up/ap,an)