Kedatangan tim langsung disambut oleh dua orang relawan Indonesia di Gaza, Abdillah Onim (Ketua MER-C Cabang Gaza) dan Abdurrahman serta seorang pengawal keamanan yang sudah menunggu kedatangan tim di perbatasan Rafah Gaza.
Rasa syukur dan haru melingkupi kantor imigrasi Gaza, Palestina ketika para relawan bertemu Tim MER-C Jakarta. Sesaat tim turun dari bus yang membawa mereka menyeberang dari perbatasan Rafah Mesir ke perbatasan Rafah Gaza.
Berbekal surat dari Kementerian Luar Negeri Mesir atas fasilitas dari KBRI Kairo, sejak Senin pagi Tim MER-C sudah bergegas dari penginapan di Al-Arish menuju perbatasan Rafah Mesir. Tim berencana untuk masuk ke Gaza hari ini. Perjalanan dari Al-Arish ke perbatasan Rafah Mesir terbilang dekat karena hanya berjarak 30 menit. Sekitar jam 9 pagi, tim sudah tiba di perbatasan dan langsung menyerahkan berkas dan paspor ke petugas penjaga perbatasan.
“Kurang lebih 3 jam kami menunggu sampai akhirnya dipanggil oleh petugas border untuk masuk ke kantor imigrasi di Perbatasan Rafah Mesir. Kemudian saya menemani tim ke kantor intelejen untuk memastikan nama-nama Tim MER-C yang akan masuk ke Gaza,” ungkap Faris relawan lokal yang mendampingi Tim MER-C selama di Mesir. “Prosedurnya memang seperti itu, sebelum paspor di cap di imigrasi, harus di cek dulu di kantor intelijen di perbatasan,” tambahnya.
Ada sedikit masalah terjadi di sini ketika petugas menanyakan barang-barang yang dibawa Tim. Aturannya memang semua barang yang berbentuk bantuan, harus mendapatkan izin dari Bulan Sabit Merah Mesir dan Palestina sebelum masuk ke Gaza.
Perdebatan ringan pun terjadi. Tim berusaha menjelaskan bahwa barang yang dibawa tim bukan barang bantuan melainkan hanya perlengkapan untuk program pembangunan RS Indonesia di Gaza seperti gambar arsitektur dan gambar ME Rumah Sakit, bendera Indonesia serta atribut tim untuk bertugas di lapangan. Namun petugas perbatasan tetap ngotot bahwa barang-barang yang dibawa tim adalah barang bantuan yang harus mendapat izin dari organisasi berwenang.
Tidak ingin berdebat panjang, tim kemudian mempersilakan petugas untuk memeriksa semua barang yang dibawa. Setelah diperiksa, akhirnya semua barang mendapat izin masuk, kecuali satu kotak obat-obatan yang sedianya disiapkan sebagai stok obat dan vitamin bagi relawan Indonesia yang bertugas di Gaza.
Setelah semua prosedur selesai, Tim MER-C kemudian menaiki bus perbatasan yang membawa mereka ke gerbang Rafah Gaza di mana gerbang ini pada bulan April-Mei 2011 lalu sulit ditembus oleh Tim MER-C yang kala itu juga diketuai oleh Ir Faried Thalib meskipun Tim sudah menunggu 1 bulan lamanya di perbatasan.
Relawan MER-C Cabang Gaza sudah menanti tim di gerbang Rafah Gaza. Rasa syukur berkali-kali diucapkan ketika tim bisa sampai di wilayah Gaza. Tanpa istirahat Tim MER-C Jakarta langsung menuju lokasi pembangunan RS Indonesia di Bayt Lahiya, Gaza Utara untuk melihat proses pengecoran. [taz/mer-c]