View Full Version
Senin, 19 Dec 2011

Tiga orang Kembali Tewas dalam Bentrokan di Mesir

KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Ratusan tentara Mesir terlibat dalam kerusuhan yang melanda Tahrir Square Kairo Senin (19/12/2011) pagi dan menembaki para pengunjuk rasa yang menuntut segera diakhirinya kekuasaan militer. Departemen Kesehatan mengatakan setidaknya tiga orang tewas, membawa korban tewas selama empat hari bentrokan  mencapai 14 orang.

Kekerasan telah berkecamuk di Kairo sejak Jumat, ketika pasukan militer yang menjaga gedung Kabinet dekat Lapangan Tahrir secara keras menumpas pemrotes selama 3 pekan yang menuntut jenderal penguasa Mesir segera memindahkan kekuasaan kepada otoritas sipil.

Serangan Senin pagi mungkin merupakan upaya oleh militer untuk menjaga pengunjuk rasa jauh dari bangunan-bangunan kunci pemerintah di dekat alun-alun, termasuk parlemen dan Kementerian Dalam Negeri, yang menjadi tanggung jawab pihak kepolisian yang dibenci.

Ahmed Saad, seorang dokter rumah sakit lapangan yang menyaksikan penindasan, mengatakan enam orang tewas oleh tembakan, memberikan jumlah dua kali lipat dari pernyataan Departemen Kesehatan. Ia mengatakan tentara menyerbu sebuah masjid di alun-alun, memukuli pengunjuk rasa yang menghabiskan malam di dalam.

"Itu seperti hujan peluru di pagi hari," kata Saad.

Para pengunjuk rasa pro-demokrasi telah mengecam penindasan sangat keras oleh militer. Para aktivis telah membanjiri situs jaringan sosial dan media lainnya dengan foto dan video dari tentara memukuli dan menyerang pengunjuk rasa.

..tentara Mesir menyeret wanita dengan rambutnya dan memukul dengan galak, menendang dan menginjak-injak demonstran yang meringkuk di tanah..

Beberapa rekaman beredar luas menunjukkan seorang perwira tentara menembakkan pistol kearah pengunjuk rasa - meskipun tidak jelas apakah ia menggunakan  peluru tajam. Gambar lain menunjukkan tentara Mesir menyeret wanita dengan rambutnya dan memukul dengan galak, menendang dan menginjak-injak demonstran yang meringkuk di tanah.

Seorang anggota dewan militer yang berkuasa pada Senin membela penggunaan kekuatan terhadap demonstran, dengan alasan bahwa kejadian sejak Jumat sebesar apa yang ia sebut sebagai upaya untuk "menggulingkan negara." Dia juga mengecam keras liputan media  tentang kekerasan tersebut.

"Ada sebuah metode dan persiapan plot untuk menggulingkan negara, namun Mesir tidak akan jatuh," kata Mayor Jenderal Adel Emara.

Dia mengatakan angkatan bersenjata dan keamanan memiliki kewajiban untuk melindungi instalasi bangsa dan bahwa mereka tidak bisa berdiam, sementara pengunjuk rasa berusaha untuk menghancurkan milik negara.

"Apa yang harus kita lakukan ketika demonstran melanggar hukum? Haruskah kita mengundang orang dari luar negeri untuk memerintah bangsa kita?" kata Emara. Ia mengatakan penyelidikan ke dalam bentrokan dan liputan media atas mereka sedang berlangsung.

"Media membantu sabotase negara. Ini pasti," katanya.

Dewan militer mengambil alih kekuasaan 10 bulan lalu setelah pemberontakan populer yang memaksa penguasa lama Hosni Mubarak untuk mundur.

Meski banyak bukti yang telah di tunjukkan oleh para aktivis, pihak militer telah secara rutin menyangkal penggunaan kekuatan berlebihan oleh tentara terhadap pemrotes, termasuk bentrokan bulan lalu yang menewaskan lebih dari 40 orang tewas. Penyangkalan  itu telah digabungkan dengan janji-janji dari penyelidikan yang hasilnya hingga kini belum diumumkan. (by/tr)


latestnews

View Full Version