EMIRAT KAUKASUS (voa-islam.com) - Amir Emirat Kaukasus Doku Umarov telah memerintahkan anggotanya untuk mengakhiri serangan sengaja terhadap warga sipil Rusia menyusul maraknya protes dari penduduk Rusia atas kebijakan Putin yang menurut Umarov mungkin juga diantaranya, warga Rusia tidak lagi mendukung metode perang barbar yang disahkan oleh putin dan golongannya di Imarah Kaukasus.
Langkah ini merupakan perubahan dalam strategi setelah pembom jibaku menyerang warga sipil dengan sengaja di dalam Rusia selama dua tahun terakhir, termasuk di ibukota Moskow.
Umarov "memberi perintah untuk menghindari serangan terhadap sasaran sipil karena proses dari protes sipil yang dimulai di Rusia, dan kenyataan bahwa orang tidak lagi menerima kebijakan Putin," menurut sebuah laporan oleh Kavkaz Center, media propaganda dari Emirat Kaukasus. Pernyataan itu mengacu pada protes terakhir terhadap Vladimir Putin, Perdana Menteri Rusia, yang mengincar masa jabatan ketiga.
"Protes ini mungkin berarti bahwa warga Rusia - antara lain - tidak lagi mendukung metode perang barbar yang digunakan di Imarah Kaukasus dan disahkan oleh Putin dan golongannya," ujar Kavkaz Center. "Dalam hal ini, penduduk sipil dari Rusia tetap di luar kategori agresor."
"Moratorium tersebut tidak berlaku untuk struktur militer dan politik dari negara agresif itu," lanjut Kavkaz. "Demikian juga, moratorium ini tidak berlaku untuk negara yang berperang itu sendiri, yang tidak akan aman dari serangan para mujahidin sampai gencatan senjata."
Para pejuang Emirat Kaukasus dapat terus menargetkan "struktur-strukrut penegak hukum, militer, intelijen dan kepemimpinan politik Rusia."
"Gencatan senjata" ini adalah "mengikat untuk semua subdivisi dari pasukan Mujahidin, termasuk kelompok-kelompok operasi khusus yang beroperasi di dalam Rusia." "Kelompok-kelompok operasi khusus" itu mungkin termasuk Brigade Riyad-us-Shalihin Martir, tim pembom jibaku yang telah menargetkan warga sipil di masa lalu.
..Imarah Kaukasus telah sengaja menargetkan warga sipil dalam beberapa tahun terakhir sebagai balasan atas tindakan biadab Rusia terhadap warga sipil Muslim di wilayah tersebut..
Imarah Kaukasus telah sengaja menargetkan warga sipil dalam beberapa tahun terakhir sebagai balasan atas tindakan biadab Rusia terhadap warga sipil Muslim di wilayah tersebut. Dua dari serangan paling mematikan yang diklaim oleh Umarov telah terjadi di Moskow. Umarov mengambil tanggung jawab untuk serangan jibaku 24 Januari 2011 di Bandara Internasional Domodedovo di Moskow yang menewaskan 35 orang dan melukai lebih banyak lagi. Umarov juga mengaku bertanggung jawab atas serangan bom jibaku 29 Maret 2010 oleh dua pembom wanita yang menewaskan 39 orang di metro Moskow.
Di masa lalu, Umarov telah berulang kali berjanji untuk melanjutkan serangan di dalam Rusia. Pada bulan Mei 2011, Umarov mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Kavkaz Center bahwa dia menganggap "Imarah Kaukasus dan Rusia sebagai teater perang tunggal."
"Hari ini, medan perang bukan hanya di Chechnya dan Emirat Kaukasus, tetapi juga seluruh Rusia," katanya Mei lalu. "Situasi ini terlihat oleh semua orang yang memiliki mata. Jihad sedang menyebar, secara mantap dan pasti, di mana-mana.. Saya telah menyebutkan bahwa semua perbatasan buatan, pembagian administratif, yang taghut buat, berarti tidak ada untuk kami. Hari-hari ketika kami ingin memisahkan diri dan bermimpi membangun Cehchnya sebagai sebuah Kuwait kecil di Kaukasus sudah berakhir. "
Emirat Islam Kaukasus memiliki hubungan dekat dengan Al-Qaeda. Beberapa anggota kelompok tersebut telah berjuang di Afghanistan dan Pakistan. Sementara itu, Batalyon Islam Internasional, unit yang terdiri dari para pejuang asing Arab dan lainnya yang berperang di Kaukasus, telah dipimpin oleh senior Al-Qaeda. Para pemimpin atas Batalyon Islam Internasional dari Al-Qaeda termasuk diantaranya komandan Ibnu al Khattab (gugur pada tahun 2002); Abu al Walid (gugur pada tahun 2004); Abu Hafs al Urduni (dibunuh tahun 2006), dan Muhannad (dibunuh pada April 2011). (up/lwj)