LONDON (voa-islam.com) - Sebuah penyelidikan oleh Biro Jurnalisme Investigasi yang berbasis di London hari Ahad (5/2/2012) mengungkapkan bahwa serangan-serangan pesawat drone AS di Pakistan telah berulang kali menargetkan serta menewaskan puluhan warga sipil yang pergi untuk menyelamatkan korban atau menghadiri pemakaman.
Laporan ini diterbitkan beberapa hari setelah Presiden AS Barack Obama mengklaim bahwa pesawat itu "tidak menyebabkan sejumlah besar korban sipil" di Pakistan.
Namun, menurut penelitian oleh Biro tersebut, dinyatakan bahwa sejak Obama mengambil alih pemerintahan tiga tahun lalu, antara 282 dan 535 warga sipil telah dipercaya dilaporkan tewas dalam serangan disengaja termasuk lebih dari 60 anak-anak. Laporan tersebut menyatakan bahwa: "Sebuah penyelidikan tiga bulan termasuk laporan saksi mata telah menemukan bukti bahwa setidaknya 50 warga sipil tewas dalam serangan lanjutan ketika mereka pergi untuk membantu mengevakuasi korban. Lebih dari 20 warga sipil juga telah diserang dalam serangan yang disengaja pada saat pemakaman dan berkabung.
Serangan pertama pada para penyelamat dikonfirmasi terjadi di Waziristan Utara pada 16 Mei 2009. Menurut Mushtaq Yusufzai, seorang wartawan lokal, pejuang Taliban telah berkumpul di desa Khaisor dan secara total sedikitnya 29 orang meninggal.
Biro itu melaporkan bahwa disamping pejuang Taliban, penduduk setempat mengatakan bahwa enam warga sipil desa juga meninggal hari itu. Mereka diidentifikasi oleh para peneliti lapangan Biro sebagai Sabir, Ikram, Mohib, Zahid, Mashal dan Syed Noor.
..sejak Obama mengambil alih pemerintahan tiga tahun lalu, antara 282 dan 535 warga sipil telah dipercaya dilaporkan tewas dalam serangan disengaja termasuk lebih dari 60 anak-anak..
Menariknya, laporan juga menunjukkan bahwa seringkali ketika AS menyerang para pejuang Islam di Pakistan, Taliban menutup tempat tersebut untuk mengambil orang yang gugur. Namun, "pemeriksaan ribuan laporan yang dapat dipercaya terkait dengan serangan pesawat tak berawak CIA juga sering menunjukkan referensi ke para penyelamat sipil. Masjid-masjid sering menyerukan warga desa untuk bergerak dan membantu, misalnya - terutama setelah serangan yang keliru membunuh warga sipil ".
Penyelidikan biro, yang dimulai tahun lalu dengan studi rinci tentang korban sipil, didasarkan pada wawancara dengan penduduk desa di wilayah kesukuan Pakistan yang mengatakan mereka melihat serangan, orang yang terluka dan anggota keluarga mereka yang tewas.
Mengutip Christof Heyns, profesor hukum Afrika Selatan yang merupakan Pelapor Khusus PBB tentang Pembunuhan Ekstra-judisial, laporan itu menyatakan bahwa "Tuduhan dari serangan yang berulang kembali setelah setengah jam ketika personil medis berada di lapangan sangat mengkhawatirkan. Menargetkan warga sipil akan menjadi kejahatan perang." Heyns menyerukan sebuah penyelidikan atas temuan Biro tersebut.
Laporan Biro itu juga menyatakan bahwa menurut Peter Singer, direktur Initiative Abad 21 di Brookings Institution, Amerika Serikat kini memiliki 7.000 pesawat drone yang sedang beroperasi dan 12.000 lebih di hangar. (st/dawn)