View Full Version
Kamis, 01 Mar 2012

Tak Ada Tempat, Mahasiswa Belanda Wudhu di Tolilet & Shalat di Ruang Tangga

AMSTERDAM (voa-islam.com) – Beginilah nasib mahasiswa Muslim bila minoritas. Tak punya fasilitas ibadah, mereka wudhu di tolilet dan shalat di ruang tangga.

Mahasiswa Islam terpaksa melakukan shalat di pojok depan tangga gedung sekolah tinggi Hogeschool van Amsterdam. Mereka berharap bisa memperoleh ruang shalat sendiri, namun direksi sekolah bersikukuh menolak tuntutan ini.

Tahun lalu, direksi memutuskan menutup ruang tenang di sekolah. Beberapa mahasiswa menggunakan ruang itu untuk melakukan shalat. Direksi tidak menginginkan kegiatan macam itu di ruang tersebut. Juru bicara sekolah mengatakan, bukanlah tugas lembaga publik memfasilitasi tempat yang bertujuan untuk kegiatan religius.

Menurut rektor Jet Bussemaker, pihak sekolah mengambil keputusan ini setelah menerima email memprihatinkan dari beberapa mahasiswi Muslim. Mereka merasa ada tekanan dari teman-teman seagama untuk mengunjungi ruang shalat itu.

Juru bicara Hogeschool van Amsterdam berkilah, “Gadis-gadis itu datang ke sini untuk mengikuti pendidikan dan mengemansipasi diri. Itulah tugas kami sebagai sekolah tinggi. Kami bukan masjid. Masjid terbesar Amsterdam terletak hanya sepuluh menit dari sini. Siapa yang ingin meluangkan waktu untuk kegiatan agama, bisa saja ke sana. Mahasiswa kami juga tidak keberatan untuk jalan jauh membeli roti.”

Namun mahasiswa yang memprotes tindakan sekolah, karena aspirasinya tidak dimengerti. Mereka ingin shalat di ruang tenang di sekolah, tanpa mengganggu orang. Tapi mereka sekarang terpaksa melakukan itu di dekat tangga, kata juru bicara mereka.

“Kami memperhatikan, makin sedikit orang yang shalat. Para mahasiswi yang berjilbab merasa terganggu. Ini tidak praktis bagi mereka. Mereka memerlukan ruang tertutup yang bisa ditutup pintunya, sehingga mereka tidak diganggu orang yang lalu lalang. Sebelum shalat, kami harus berwudhu. Selama ini kami lakukan itu di toilet. Bagi kami bukan masalah. Tapi, orang keluar masuk di sana dan bertanya, ‘Apa yang kamu lakukan?’ Itu tidak mudah.”

Partai Buruh Dukung Mahasiswa Muslim

Para mahasiswa mendapat dukungan dari Ahmed Marcouch, anggota parlemen dari partai buruh PvdA. Marcouch mendesak pihak sekolah untuk menyediakan fasilitas ibadah bagi mahasiswa Muslim. “Sekolah harus juga memperhatikan kebutuhan siswanya, karena sekolah adalah lembaga edukatif,” ujarnya.

Marcouch menambahkan, sekolah tinggi negeri Hogeschool van Amsterdam menerima mahasiswa dengan latar belakang yang beragam. Maka sebagai konsekuensinya, pihak sekolah wajib memberikan fasilitas ibadah bagi mahasiswanya. “Adalah tugas sekolah untuk menangani keanekaragaman itu secara baik,” tegasnya.

Namun pihak sekolah tetap bersikukuh tidak akan menyediakan ruang shalat. Direksi sekolah beralasan bahwa sekolah hanya menerima mahasiswa untuk belajar. “Para siswa sebaiknya giat belajar. Mereka bebas berdoa atau melaksanakan shalat di mana mereka mau,” tegas direksi sekolah. [taz/rnw]


latestnews

View Full Version