NEW YORK (voa-islam.com) – Gencarnya opini melawan terorisme Islam di Amerika Serikat (AS) pasca insiden 11 September 2001 tak menyurutkan perkembangan Islam.
Jumlah masjid di AS dalam satu dekade terakhir telah meningkat 74%. Selain itu, kaum Muslim muda di Negeri Paman Sam itu telah berintegrasi dengan baik dengan masyarakat setempat.
Penilaian itu terlihat dalam suatu sensus yang melibatkan para pimpinan masjid dan ulama di AS, seperti yang dikutip harian USA Today. Berjudul “The American Mosque 2011,” laporan itu diterbitkan pada Rabu waktu setempat.
Menurut survei, sejumlah protes atas pendirian masjid di beberapa tempat, seperti di New York, Tennessee, dan California tidak mengganggu penyebaran Islam di AS. Bahkan secara keseluruhan jumlah masjid di AS naik pesat. Pada 2000 hanya 1.209 tempat, namun pada 2010 meningkat pesat jadi 2.106 masjid.
...Pada 2000 hanya 1.209 tempat, namun pada 2010 meningkat pesat jadi 2.106 masjid...
Negara bagian yang memiliki jumlah masjid paling banyak adalah New York (257), disusul oleh California (246) dan Texas (166). Sebagian besar masjid berada di perkotaan, 28% berada di pinggir kota pada 2010, naik 16% dari sepuluh tahun lalu.
Sebagian besar ulama mengungkapkan bahwa masyarakat di AS tidak bermusuhan dengan Islam. “Ini merupakan masyarakat yang sangat sehat,” kata pemimpin tim survei Ihsan Bagby dari Universitas Kentucky.
Menurut studi itu, sebagian besar pimpinan masjid (87%) mengatakan bahwa “radikalisme dan ekstrimisme” tidak tumbuh subur di kalangan kaum muda Muslim. Justru tantangan terbesar, bagi para ulama, adalah menarik minat sekaligus menjaga kaum muda Muslim untuk tetap dekat dengan masjid.
...tantangan terbesar, bagi para ulama, adalah menarik minat sekaligus menjaga kaum muda Muslim untuk tetap dekat dengan masjid...
Studi itu juga menunjukkan bahwa 98% pimpinan masjid mengatakan bahwa umat Muslim harus terlibat dalam insitusi-institusi Amerika. Selain itu 91% responden sepakat bahwa umat Muslim juga harus terlibat dalam politik di AS.
Sekretaris Jenderal Islamic Society, Safaa Zarzour mengungkapkan, ada kekhawatiran dari umat Muslim bahwa mereka akan “dipinggirkan, dicela, dan dikucilkan” setelah Tragedi 11 September 2001. Namun, studi terkini justru menunjukkan bahwa banyak umat Muslim kini bangga menjadi bagian dari arus utama Amerika. [taz/viv]