KARACHI, PAKISTAN (voa-islam.com) - Perpindahan agama dua perempuan kasta tertinggi Hindu ke Islam di Pakistan telah memicu perselisihan antara dua komunitas agama di negara tersebut.
Rinkal Kumari yang setelah memeluk Islam berganti namanya menjadi Bibi Faryal serta Dr Lata Kumari yang berubah menjadi Dr Hafsa memeluk Islam bulan lalu di tangan pemimpin Muslim lokal dan Anggota Parlemen Mian Abdul Haq di Mirpur Mathelo, 500 km timur laut Karachi
"Saya telah memeluk Islam atas keinginan saya sendiri," kata Bibi Faryal dalam konferensi pers di Karachi Press Club bersama dengan suaminya.
"Saya seorang Muslim sekarang, dan saya harus dipanggil sebagai Faryal Shah", katanya.
Segera setelah memeluk Islam, Dr Hafsa menikah Nadir Baig, sementara Faryal menikah dengan Shah Naveed.
Tapi orang tua mereka mengklaim bahwa dua gadis tersebut diculik dan dipaksa untuk memeluk Islam.
"Gadis-gadis Hindu diculik dan dipaksa untuk pindah agama," kata Ramesh Lal, Ketua Dewan Hindu kepada OnIslam.net.
Dia mengklaim bahwa selama beberapa tahun terakhir, beberapa gadis Hindu telah diculik dan dipaksa masuk islam.
"Ini semua yang dilakukan untuk menggertak kita (Hindu), dan meninggalkan Pakistan," kata Ramesh Lal.
Pernyataan serupa dikumandangkan oleh pengacara Amr Lal.
"Beberapa elemen yang tidak puas berusaha untuk menimbulkan kerusuhan antara Hindu-Muslim dalam upaya untuk memaksa orang Hindu meninggalkan Pakistan," katanya kepada OnIslam.net.
"Dia (Faryal) harus diserahkan kepada kita. Jika dia telah memeluk Islam atas keinginannya, kita juga akan merayakan pernikahannya. "
..Saya telah memeluk Islam atas keinginan saya sendiri, kata Bibi Faryal..
Pengacara itu juga menuduh pemimpin Muslim dan Anggota Perlemen Mian Abdul Haq menodai citra sekuler Partai Rakyat Pakistan-nya (PPP).
"Dia (Haq) adalah noda pada wajah PPP. Dia bahkan menolak menerima telepon dari Presiden Zardari dan Perdana Menteri Gilani, "katanya.
Namun klaim-klaim itu ditolak oleh Haq, yang dikenal karena pekerjaan amal untuk kasta rendah Hindu dan warga Muslim miskin di kota tersebut.
"Untuk memaksa seseorang untuk memeluk Islam benar-benar Haraam. Aku bahkan tidak bisa berpikir tentang itu, "kata Haq kepada OnIslam.net.
Ia mengatakan ia telah memberitahu orang tua dari anak perempuan yang baru masuk Islam itu dan menunggu selama empat jam sebelum mereka mengucapkan Syahadah untuk masuk Islam, tetapi mereka tidak pernah muncul.
"Ini benar-benar menyesatkan dan tidak berdasar bahwa saya telah memaksa umat Hindu meninggalkan Pakistan," katanya.
"Saya telah merawat ratusan keluarga miskin Hindu, dan tidak pernah meminta mereka untuk mengubah agama mereka."
Hindu Kelas bawah berdemo mendukung Haq
Kontroversi ini telah meninggalkan komunitas Hindu dan Muslim terkunci di tanduk.
Kecaman atas Haq telah memancing demonstrasi warga kelas bawah yang mendukung dirinya.
Ratusan umat Hindu turun ke jalan untuk mendukung Abdul Haq di kota asli dari perempuan yang baru masuk Islam tersebut.
Meneriakkan slogan-slogan yang mendukung pemimpin Muslim tersebut, para pemrotes, termasuk perempuan dan anak-anak, mengatakan kelas atas Hindu mencoba untuk memicu kerusuhan komunal.
"Nenek moyang kami telah tinggal di sini selama berabad-abad. Kami tidak pernah dipaksa oleh siapapun, termasuk oleh Mian Abdul Haq untuk mengubah agama kami, "kata Shev Lal, pemimpin lokal dari kasta rendah Hindu, kepada OnIslam.net.
Sebaliknya, kata dia, anggota parlemen PPP telah mengurus kasta rendah Hindu di wilayah konstituensinya selama bertahun-tahun.
Umat Hindu berjumlah 2 persen dari 180 juta penduduk Pakistan, minoritas terbesar kedua di negara Muslim Asia Selatan setelah Kristen, yang mencapai 3 persen.
..Kami tidak pernah dipaksa oleh siapapun, termasuk oleh Mian Abdul Haq untuk mengubah agama kami..
Hindu telah terbagi diri menjadi dua kasta utama; kasta atas, yang terdiri dari orang-orang Hindu kulit putih dan kaya dan kasta rendah, yang terdiri dari Hindu miskin dan berkulit hitam.
Kasta rendah Hindu berjumlah 82 persen dari 5 juta jumlah umat Hindu di Pakistan, yang mayoritas tinggal di provinsi Sindh.
Selama beberapa dekade terakhir, sejumlah besar kelas bawah Hindu telah memeluk Islam di bagian selatan Sindh karena kegiatan amal dan kegiatan dakwah partai-partai Islam.
Isu ekonomi
Para analis melihat faktor ekonomi di balik perpindahan agama dari gadis-gadis kelas atas Hindu.
"Ini sama sekali bukan isu agama atau sektarian," kata Amr Guriro, jurnalis yang termasuk dalam kasta rendah Hindu kepada OnIslam.net.
"Ekonomi adalah alasan utama di balik perpindahan agama dari perempuan kelas atas (Hindu)", kata Amr OnIslam.net.
Dia menunjukkan mas kawin yang merupakan bagian sangat diperlukan dari sebuah pernikahan di kelas atas Hindu, yang berjumlah antara 32000- 42,000 dolar AS.
"Mas kawin adalah suatu keharusan untuk pernikahan seorang gadis Hindu kelas atas. Jika orang tuanya tidak memiliki kekuatan untuk memberi mas kawin, dia akan tetap duduk di rumah, tetapi tidak akan pernah menikah.
"Dan, ini adalah alasan yang banyak gadis Hindu telah memeluk Islam dan menikah," ia berpendapat.
Ia menghilangkan kesan bahwa kontroversi perpindahan agama yang sedang berlangsung dapat memicu kerusuhan Hindu-Muslim di Sindh.
"Ini (protes oleh kelas atas Hindu) tidak ada hubungannya dengan umat Hindu pada umumnya yang berjumlah 92 persen dari total populasi (Hindu)," katanya.
"Jika Anda perhatikan, tidak ada keributan jika ada kelas bawah Hindu berpindah agama. Keributan Ini hanya terjadi ketika seorang gadis atau lelaki kelas atas Hindu yang berpindah agama, "kata Amr. (st/oi)