CHINA (voa-islam.com) - China pada Senin (9/4/2012) mendesak Jepang untuk tidak membiarkan sebuah kelompok Uighur di pengasingan untuk mengadakan konferensi besar di Tokyo bulan depan.
Kongres Uighur Dunia yang berbasis di Jerman berencana menggelar sidang umum dari 14-17 Mei di Tokyo dengan upacara pembukaan berlangsung di parlemen Jepang, menurut sebuah pernyataan di situsnya (www.uyghurcongress.org).
Kelompok itu mengatakan sekitar 100 delegasi Uighur akan hadir termasuk politisi Jepang yang tidak disebutkan namanya.
"Kami percaya organisasi ini merugikan kedaulatan dan integritas teritorial China. Mereka terlibat dalam kegiatan yang membahayakan kedaulatan dan integritas teritorial China. Mereka terlibat dalam kegiatan separatis untuk memecah-belah China," kata Jurubicara Kementerian Luar Negeri Liu Weimin.
"Kami telah membuat gambaran kepada Jepang tentang situasi ini. Kami berharap Jepang dapat mengadopsi langkah-langkah praktis untuk melarang organisasi ini menggunakan wilayah dari Jepang untuk terlibat dalam kegiatan untuk memecah-belah China," katanya dalam konferensi pers harian.
Kementerian Luar Negeri Jepang menolak memberikan komentar.
..Kongres Uighur Dunia mengatakan berupaya mempromosikan hak-hak Muslim Uighur menggunakan cara-cara damai..
Kongres Uighur Dunia mengatakan berupaya mempromosikan hak-hak Muslim Uighur menggunakan cara-cara damai, demokratis untuk menentukan masa depan negara mereka sendiri yaitu Turkestan Timur.
Sebelumnya, China telah bereaksi dengan kemarahan di acara-acara di luar negeri yang negara itu pandang sebagai mendukung komunitas Uighur, dan telah diberikan tekanan diplomatik untuk mencegah gerakan tersebut dari para pemimpinnya.
Pada tahun 2009, Korea Selatan menghentikan Sekjen Kongres Uighur Dunia ' Dolkun Isa - warga negara Jerman - memasuki negara itu untuk menghadiri sebuah forum tentang demokrasi, dengan mengatakan ia berada di daftar hitam.
China telah secara keras mencengkram kendali atas apa yang mereka sebut "Xinjiang", wilayah kaya sumber daya alam yang merupakan rumah bagi orang-orang Uighur Muslim yang berbahasa Turki. Selain perbedaan bahasa dan budaya dengan etnis mayoritas Han China, Muslim Uigur ingin mimisahkan diri dari negara komunis tersebut karena selalu menjadi objek penindasan dan diskriminasi baik secara agama dan politik dari pemarintah Beijing. (an/wb)