PRANCIS (voa-islam.com) - Kandidat Presiden Prancis dari partai Sosialis Francois Hollande telah mengungguli calon presiden incumbent dari partai tengah-kanan Presiden Nicolas Sarkozy dalam pemilihan presiden negara itu, jajak pendapat menunjukkan.
Menurut perkiraan awal berdasarkan hasil parsial, Hollande dari Partai Sosialis mendapatkan 28,4 persen suara dalam putaran pertama pemilihan presiden yang berlangsung hari Ahad, dimana 95 persen dari suara yang masuk sudah dihitung, sementara Sarkozy membuntuti saingannya dengan 27,02 persen suara.
Kandidat sayap Marine Le Pen telah mengamankan tempat ketiga dengan 18,47 persen suara, menurut angka yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri.
Sementara calon sayap kiri Jean-Luc Melenchon telah mendapat sekitar 10,98 persen dari surat suara. Enam kandidat lainnya disampaikan hanya mendapat satu digit hasil suara.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Prancis, jumlah pemilih mencapai 81 persen, turun tiga poin dari persentase pemilihan presiden sebelumnya pada tahun 2007.
..Sarkozy dituding menggalang simpati publik Prancis dengan gencar menangkap dan mengusir sejumlah ulama, termasuk mencekal sejumlah tokoh Muslim dunia memasuki negaranya..
Setelah hasil awal diumumkan, Hollande menyampaikan pidato kepada kerumunan pendukungnya yang bersorak di kampung halamannya di Tulle. Ia mengatakan ia telah menjadi kandidat dari semua orang Perancis yang ingin mengubah "halaman baru" dalam sejarah Perancis. Dia juga berjanji untuk mengurangi utang negara, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan mempersatukan rakyat Prancis setelah aturan "memecah belah" Nicholas Sarkozy.
Kekalahan Sarkozy pada putaran pertama menandai kegagalan pertama untuk presiden yang masih menjabat yang mencalonkan kembali dalam pemilihan sejak 1958 ketika Republik Kelima Perancis terbentuk.
Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dinilai memanfaatkan sentimen anti-Islam menjelang pemilu presiden. Sarkozy dituding menggalang simpati publik Prancis dengan gencar menangkap dan mengusir sejumlah ulama, termasuk mencekal sejumlah tokoh Muslim dunia memasuki negaranya.
Sarkozy berdalih, ia tengah memberantas “kelompok militan” di negaranya, seperti terjadi Rabu (4/4), polisi Prancis menangkap 10 “terduga militan” dalam penggerebekan dan razia antiteror yang dihelat serentak di lima kota terpisah.
Langkah gencar Sarkozy menangkap militan itu justru memantik reaksi negatif oposisi. Banyak kalangan, terutama oposisi, menuding itu sebagai bagian kampanye Sarkozy untuk memenangkan pemilihan presiden 22 April kemarin.(ad/ptv,rt, ddh)