TRIPOLI, LIBANON (voa-islam.com) - Sedikitnya lima orang tewas dan lebih dari 15 terluka di Tripoli, Libanon selama tiga hari kekerasan sektarian antara Muslim Sunni dan Syi'ah.
Tiga orang tewas pada akhir pekan dan dua lagi, termasuk seorang prajurit tewas pada Senin (14/5/2012).
Gerilyawan terlibat dalam pertempuran itu menembakkan senapan serbu dan granat roket. Pemerintah Lebanon telah mengerahkan unit militer ke daerah itu untuk mendinginkan suasana.
Laporan mengatakan puluhan keluarga telah meninggalkan Tripoli takut situasi keamanan disana makin memburuk.
Konflik itu meletus pada Sabtu antara minoritas Syi'ah Alawit, yang mendukung pemerintah Bashar Al-Assad, dan Muslim Sunni yang terlihat terkait dengan pemberontakan Suriah. Bentokan terus berlanjut hingga hari Senin yang menyebabkan dua orang tewas.
Lebanon berbagi hubungan politik dan sektarian dengan Suriah, termasuk persaingan. Presiden Assad merupakan anggota sekte minoritas Syi'ah Alawit, sedangkan mayoritas penduduk Suriah adalah Muslim Sunni.
Kerusuhan di negara tersebut telah meningkat ketegangan Sunni-Syi'ah di Libanon, yang memicu bentrokan di wilayah konservatif Sunni di Tripoli, di mana Syi'ah hidup berdampingan dengan Sunni.
Koreponden RT Paula Slier melaporkan bahwa ketegangan telah meningkat setelah pihak berwenang menahan warga Libanon Shadi Mawlawi, pengkritik keras Assad, yang dituduh memiliki hubungan dengan kelompok teroris.
Penangkapan tersebut membuat marah populasi Sunni di Tripoli, yang turun ke jalan sebagai protes. Bentrokan segera meletus antara demonstran Sunni dan Syi'ah.
Mark Almond, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Bilkent di Turki, mengatakan kepada RT bahwa gejolak Suriah tentu bisa meluas ke Libanon.
"Libanon jelas memiliki sejarah perang saudara ... terutama karena peran Libanon sebagai rute utama menuju Suriah untuk senjata dan peralatan teknologi untuk Tentara Pembebasan Suriah dan kelompok pemberontak lainnya, "jelasnya.
Banyak warga Syi'ah Libanon merasa ketakutan bahwa kelompok Sunni fundamentalis, "yang merupakan andalan di balik anti-Assad pasukan di Suriah, akan menggunakan kemenangan di Suriah untuk menegaskan dominasi atas mereka," kata Almond. (by/rt)