BENGHAZI, LIBYA (voa-islam.com) - Sebuah bom meledak di luar kantor misi diplomatik AS di kota Libya Benghazi Rabu malam, beberapa jam setelah AS mengklaim berhasil membunuh orang nomer dua Al-Qaidah asal Libya, Abu Yahya Al-Libi dalam serangan pesawat tak berawak AS di Pakistan.
Sebuah alat peledak improvisasi dijatuhkan dari kendaraan yang melintas ke jalan di luar kantor kedubes tersebut, di daerah kelas atas dari pusat Benghazi. Alat itu meledak setelah beberapa saat dan merusak sedikit gerbang gedung, para pejabat AS dan Libya mengatakan.
Washington telah mengkonfirmasi beberapa jam sebelum serangan itu bahwa sebuah serangan pesawat tak berawak yang dioperasikan AS telah membunuh Abu Yahya al-Libi, seorang ulama dan pemimpin senior Al-Qaidah kelahiran Libya, di Pakistan.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan telah meminta pihak berwenang Libya untuk meningkatkan keamanan di sekitar fasilitas AS tersebut.
"Kami menyesalkan serangan terhadap misi diplomatik kami di Benghazi," kata juru bicara Departemen Mark Toner pada konferensi pers.
Toner mengatakan seorang penjaga lokal melaporkan bahwa serangan sedang berlangsung terhadap salah satu dinding perimeter komplek Benghazi dan memperingatkan staf diplomatik untuk berlindung.
Pemboman itu akan menghidupkan kembali kekhawatiran tentang kurangnya keamanan di Libya, di mana tahun lalu Muammar Kadhafi digulingkan dalam pemberontakan yang didukung oleh kekuatan udara NATO.
Pemerintah rapuh itu masih berjuang untuk memulihkan stabilitas setelah pemberontakan dan senjata serta bahan peledak yang dijarah dari gudang senjata kadhafi dengan mudah tersedia.
Toner mengatakan Washington sedang menunggu hasil dari investigasi oleh pemerintah Libya, tapi tidak punya alasan untuk mencurigai serangan itu adalah pembalasan atas pembunuhan Abu Yahya Al-Libi.
Namun beberapa analis keamanan menyatakan ketidak setujuannya: "Kemungkinan bahwa tindakan ini terjadi karena apa yang terjadi pada Abu Yahya adalah, menurut pendapat pribadi saya, sangat kuat," kata Noman Benotman, seorang mantan mujahid asal Libya yang kini menjadi ahli deradikalisasi.
"Loyalis Al-Qaidah mungkin ingin menyampaikan pesan ke AS ... untuk mengatakan sudah cukup," katanya.
..Kemungkinan bahwa tindakan ini terjadi karena apa yang terjadi pada Abu Yahya adalah, menurut pendapat pribadi saya, sangat kuat..
Kerusakan ringan
Seorang juru bicara pemerintah sementara Libya - yang telah bersekutu erat dengan Washington - mengatakan bahwa salah satu personel keamanan di daerah misi AS mengalami luka ringan dalam ledakan tersebut.
Jalan di Benghazi dimana misi diplomatik terletak itu ditutup pada hari Rabu. Di gedung kedutaan di Tripoli, tiga penjaga keamanan bertugas namun tidak ada bukti dari keberadaan peningkatkan keamanan Libya.
Sebuah misi dagang dari Amerika Serikat dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan dimulai pada hari Kamis di Tripoli dan Benghazi. Tidak jelas sekarang apakah itu akan dilanjutkan.
Seorang juru bicara Dewan Transisi Nasional yang berkuasa Libya, Mohammed al-Harizy, mengatakan penyelidik mengejar siapa yang melakukan serangan itu, tapi tidak memberikan rincian.
Ahli kelompok militan telah meramalkan bahwa pembunuhan Al-Libi, yang digambarkan oleh para pejabat AS sebagai pukulan besar bagi Al-Qaidah, akan memprovokasi beberapa jenis reaksi di negara asalnya.
Meskipun ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di luar Libya, ia adalah anggota dari Kelompok Pejuang Islam Libya yang sekarang sudah tidak berfungsi, yang berjuang memberontak melawan Kadhafi pada 1990-an, dan keluarganya terkenal di Libya.
Saudaranya, Abu Bakar al-Qayed, kepada Reuters melalui telepon mengatakan ia tidak mengetahui apa-apa tentang serangan Benghazi. Ketika ditanya apakah ia berpikir akan ada reaksi di Libya untuk pembunuhan Abu Yahya Al-Libi, ia hanya mengatakan: "Saya tidak tahu, tapi Muslim adalah saudara dari Muslim."
Benghazi, kota kedua Libya, telah menjadi fokus bagi serangan-serangan bergaya gerilyawan dalam beberapa bulan terakhir, namun serangan semalam adalah pertama kalinya fasilitas AS di Libya telah menjadi target sejak Khadafi digulingkan.
Pada tanggal 22 Mei, sebuah granat roket menghantam kantor Komite Internasional Palang Merah di kota, meledakan lubang kecil di dalam gedung tetapi tidak menyebabkan korban.
Sebulan sebelumnya, sebuah bom dilemparkan ke satu konvoi yang membawa kepala misi PBB ke Libya. (by/reuters)