Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton mendesak Presiden Suriah Bashar al-Assad, segera menyerahkan kekuasaan dan meninggalkan negaranya, Kamis. Hallary juga mengutuk pembantaian yang terjadi di dekat kota Hama, yang mengakibatkan hampir 100 orang tewas, dan ratusan lainnya luka.
Clinton mengatakan Amerika Serikat bersedia untuk bekerja dengan semua anggota Dewan Keamanan PBB, yang mencakup Rusia, pada sebuah konferensi tentang masa depan politik Suriah, selama itu dimulai dengan janji bahwa al-Assad memberi jalan bagi terbentuknya pemerintahan yang demokratis.
"Al-Assad harus menyerahkan kekuasaan dan meninggalkan Suriah," kata Clinton dalam konferensi pers di Istanbul. Pernyataan itu disampaikan usai pertemuan dengan Menlu Turki, Ahmed Dovutogllu di Istambul. Pertemuan yang berlangsung di tengah-tengah krisis yang semakin menghebat, di hadiri negara Arab dan Barat, yang membahas kontraterorisme.
"Kekerasan yang disponsori rezim yang kita saksikan lagi di Hama kemarin hanyalah membuktikan tindakan al-Assad yang melakukan kebrutalan dan pembantaian secara telanjang", tambah Clinton.
Pengamat PBB dicegah dari memasuki desa Mazraat al-Qubeir, dekat Hama di mana anti-Assad aktivis mengatakan pasukan Suriah dan milisi yang setia kepada presiden membantai sedikitnya 78 warga desa, ujarnya pemantauan, Kamis.
Pembantaian dilaporkan terjadi beberapa jam sebelum Dewan Keamanan PBB dibagi membahas Suriah. Pembunuhan terbaru akan menekan Suriah yang akan untuk bertindak, tetapi Suriah didukung oleh Rusia, Cina, dan Negara-Negara Asia, yang bersekutu dengan Rusia, yang barus menyelesaikan pertemuan di mereka di Sanghai, dan menolak intervensi militer. (af)