BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Serangan bom mobil terkoordinasi di empat kota Irak yang menargetkan peziarah Syiah menewaskan sedikitnya 56 orang dan melukai puluhan lainnya pada Rabu pagi dalam gelombang kekerasan terbaru berbahan bakar sektrian di Irak,kata para pejabat.
Korban tewas diperkirakan akan meningkat dalam serangan tersebut, yang termasuk bom mobil yang merobek ke dalam prosesi keagamaan Syiah di empat lokasi berbeda di Baghdad. Itu merupakan serangan ketiga di ibukota Irak yang menargetkan ziarah tahunan untuk memperingati kematian seorang imam dari abad ke-8.
Dua petugas polisi mengatakan bom pertama menghantam para pengikut Syi'ah dalam suatu prosesi sekitar pukul 5 pagi di lingkungan Taji di utara Baghdad , menewaskan tujuh orang dan melukai 22 lainnya.
Dalam beberapa jam, tiga ledakan lebih menghantam prosesi Syi'ah lainnya di berbagai bagian ibukota Irak, menewaskan sedikitnya 19 orang lebih dan melukai lebih dari 50, polisi mengatakan. Semua pejabat berbicara dalam kondisi anonimitas karena mereka tidak berwenang berbicara kepada media.
Di kota Hillah, 95 kilometer selatan Baghdad, dua bom mobil meledak beberapa menit terpisah pada waktu fajar di pusat kota, menewaskan 21 orang dan melukai 53 lainnya, menurut dua petugas polisi dan satu petugas kesehatan.
Di dekatnya, di kota selatan Karbala, sebuah mobil yang diparkir meledak pada sekitar jam 8 pagi dekat sekelompok pengikut Syiah, menewaskan dua orang dan melukai 22 lainnya, seorang pejabat polisi dan pejabat kesehatan mengatakan. Karbala terletak 90 kilometer selatan Baghdad.
Dan di utara Baghdad, di kota Syiah Balad, dua bom mobil secara bersamaan menewaskan tujuh pengikut Syi'ah dan melukai 34 lainnya, kata seorang pejabat polisi dan pejabat kesehatan mengatakan.
Bom tersebut meledak katika pengikut Syi'ah mulai membuat jalan ke Baghdad untuk peringatan yang menandai kematian al-Kadhim, salah satu dari 12 orang suci utama Syi'ah, yang dikatakan dikubur di sebuah kuil di sana. Serangan diluncurkan dengan latar belakang krisis politik berkepanjangan berbasis sektarian yang beberapa orang ketakutan akan membuka pintu kekerasan baru.
Perayaan di kuil Al-Kadhim tahun lalu berlalu tanpa insiden, dan pejabat keamanan Irak pada saat itu memuji kerja pasukan mereka 'sebagai sukses besar. (an/AP)