MESIR (voa-islam.com) - Militer Mesir berencana menyempurnakan kudeta terhadap revolusi dengan mempersiapkan mengumumkan mantan wakil Perdana Menteri Ahmed Shafiq sebagai pemenang pemilihan presiden, laporan mengatakan.
Laporan-laporan mengatakan bahwa keputusan Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) membuat pengaturan yang diperlukan dengan Amerika Serikat menyempurnakan langkah kudeta mereka yang direncanakan dengan menempatkan Marsekal Ahmed Shafiq mengalahkan Mohammed Morsi dari Ikhwanul Muslimin dalam pemilihan presiden itu.
Sementara itu, SCAF memperingatkan rakyat Mesir terhadap para pemrotes setelah diumumkannya hasil pemilu. Pengadilan Tertinggi dilaporkan memberikan wewenang kepada junta melakukan penangkapan terhadap para pelaku kerusuhann.
Sebagai bagian lain dari rencana untuk menggagalkan revolusi, pada hari kedua dan terakhir pemungutan suara, SCAF mengumumkan keputusannya untuk mengeluarkan sebuah deklarasi perubahan konstitusi, yang memungkinkan untuk tetap mengendalikan undang-undang dan anggaran negara.
Upaya terakhir militer untuk tetap berkuasa datang sedangkan mereka telah bersumpah untuk menyerahkan kekuasaan kepada presiden terpilih pada 1 Juli mendatang. Junta militer mengumumkan Sabtu keputusan untuk membubarkan parlemen Mesir yang didominasi oleh Ikhwanul Muslimin.
Junta militer Mesir menyerahkan kekuasaan legislatif kepada parlemen pada Januari lalu. Sementara itu pada hari Sabtu, pihak berwenang Mesir menahan beberapa orang, karena diduga mendistribusikan pena-pena "tinta tak terlihat" di TPS.
Menurut Sekretaris Jenderal Komisi Tertinggi Pemilihan Presiden Hatem Bagato, tinta yang telah didistribusikan di antara pemilih dengan tujuan merusak proses pemilihan dengan memudar beberapa jam setelah menulis.
Meski tidak diumumkan oleh SCAF secara resmi, Ahmad Shafiq, yang merupakan Perdana Menteri di era Hosni Mubarak dikhawatirkan oleh banyak orang Mesir selama berpekan-pekan merupakan kandidat yang tidak dideklarasikan dari junta.
Rakyat Mesir juga khawatir bahwa komite pengawas pemilihan yang ditunjuk militer untuk mengawasi pemilu akan memperdaya pemilihan presiden dalam upaya untuk mendukung Shafiq, sebuah kekhawatiran yang nampaknya akan bisa menjadi kenyataan mengingat langkah-langkah yang telah diambil oleh SCAF saat ini. (an)