Rupanya revolusi di dunia Arab dan Afrika terus merembet, dan belum berhenti. Rakyat di seluruh dunia Arab da Afrika, merekan menuntut perubahan. Rezim-rezim yang sudah lama bekuasa di tuntut rakyatnya mengundurkan diri.
Sekarang polisi Sudan bentrok dengan ribuan pengunjuk rasa di ibukota Sudan, Khartoum. Aksi protes ini sudah memasuki hari ketiga, ucap seorang saksi mata. Rakyat Sudan menentang kebijakan pemerintah yang membuat kebijakan menentang penghematan bertujuan mengatasi krisis ekonomi.
Sudan menghadapi krisis ekonomi, dan terjadinya defisit anggaran yang membengkak, depresiasi mata uang Sudan terhadap mata uang asing, dan inflasi tinggi, sejak Sudan Selatan memisahkan diri tahun lalu. Sudan terus dirongrong oleh Sudan Selatan, yang dikuasai oleh Kristen, dan mereka menghancurkan ladang-ladang minyak di perbatasan Sudan, sejak Selatan berpisah dengan Sudan Utara. Minya menjadi sumber penerimaan utama bagi Sudan.
Hari Selasa, lebih dari 1.000 demonstran memblokir jalan di Khartoum dan bentrok dengan polisi sambil meneriakkan "tidak, tidak dengan inflasi" dan "rakyat ingin menggulingkan rezim," kata saksi mata.
Seperti pada dua hari sebelumnya demonstrasi, polisi menggunakan pentungan dan gas air mata, membubarkan para demonstran, ujar seorang saksi menambahkan.
Salah satu isu yang paling panas adalah rencana secara bertahap menghapus subsidi bahan bakar minyak, yang terus meningkatkan inflasi Sudan. Inflasi mencapai 30 persen pada Mei.
Protes mahasiswa sebelumnya di Khartoum dan universitas lainnya telah gagal mendapatkan dukungan yang lebih luas. Para politisi oposisi mengatakan pekan lalu mereka berencana protes terhadap penghapusan subsidi bahan bakar.
Sudan kehilangan pendapatan dari sekitar 350.000 barel minyak per hari dari Juba, sejak terjadinya pemisahan, di bawah perjanjian dimana Selatan menjadi negara merdeka.
Krisis ekonomi yang terjadi di Sudan, tak lain, persongkolan Barat dan Israel, yang ingin memecah-mecah Sudan, dan berhasil memisahkan Sudan dengan Sudan Selatan, dan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi ekonomi, yang oleh negara-negara sekutunya. Termasuk sejumlah negara Arab.mi