Suriah (voa-islam.com) Presiden Bashar al-Assad harus segera meninggalkan Suriah dan menyerahkan kekuasaannya kepada pemerintahan transisi, ujar Presiden Perancis Francois Hollande. "Presiden Bashar al-Assad harus pergi. Pemerintahan transisi harus dibentuk demi kepentingan rakyat Suriah.
Pernyataan Froncois Hollande itu, bersamaan dengan pertemuan negara-negara di zona Eropa yang akan menerapkan sanksi yang kelas lagi terhadap Suriah. Situasi di Suriah sekarang ini, dinilai para pemimpin zona Eropa sudah menjadi ancaman stabilitas keamanan dunia. Bahkan, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hallary R.Clinton melakukan kunjungan ke Rusia bertemu dengan Presiden Vladimir Putin, dan mendesak Rusia agar segera mencabut dukungannnya terhadap Bashar al-Assad.
Di bagian lain, situasi di Suriah semakin memburuk. Perang terbuka antara kekuatan perlawanan rakyat Suriah (FSA) melawan pasukan yang mendukung rezim Syiah Alawiyyin Bashar al-Assad semakin porak-poranda, akibat terjadinya desersi besar-besaran. Pertempuran darat dantara pasukan FSA melawan pasukan yang setia kepada Bashar al-Assad berkecum di sepanjang hari, dan memasuki ibukota Damaskus. Korban terus berjatuhan. Perang berlangsung terus di kota Homm, yang menjadi pusat perlawanan rakyat Suriah, yang merupakan mayoritas penduduk Sunni.
Menurut laporan dari media yang terbit di Istambul, Turki, semakin banyak para pejuang dari berbagai negara yang memasuki wilayah Turki, dan mereka bergabung dengan FSA, masuk ke Suriah, melalui perbatasan Turki-Suriah. Ribuan pejuang Islam dari berbagai negara Teluk, Asia Afrika Utara, serta Eropa yang berada di Suriah. Senjata yang mereka gunakan cukup canggih, dan mereka dibantu dengan peralatan komunikasi yang dapat menjadi sarana koordinasi melakukan serangan.
Sementara itu, di wartawan BBC, Peter Biles, melaporkan fokus pertemuan di Paris, membahas usulan utusan khusus PBB dan Liga Arab, Kofi Annan, mengenai pemerintahan transisi di Suriah, dan sanksi-sanksi lebih keras terhadap Bashar al-Assad.
Menurut laporan-laporan yang ada menyebutkan seorang jenderal Suriah dari keluarga berpengaruh, dan memiliki hubungan sangat dekat dengan Presiden Assad telah meninggalkan negara itu, serta menuju ke Prancis. Seorang sumber yang dekat dengan keluarga Jenderal Manaf Tlass mengatakan jenderal itu menuju ke Paris.
Jenderal Tlass adalah seorang komandan Pasukan Garda Republik, yang mempunyai pengaruh sangat luas di dalam militer Suriah. Pasukan Garda Repulbik merupakan pasukan yang menjadi kepercayaan Bashar al-Assad. Ayahnya Mustafa Tlas pernah menjabat sebagai menteri pertahanan selama bertahun-tahun, ketika Suriah masih dipimpin oleh ayahnya Presiden Assad.
Jumlah pasukan dan para perwira yang membelot jumlahnya semakin banyak dan meninggalkan Suriah, sekarang mereka berada di perbatasan Turki dan bergabung dengan gerakan permbebasan (FSA).
Inilah akhir ajal kekuasaan dari Presiden Bashar al-Assad yang sudah melakukan pembantaian dan horor terhadap rakyatnya. Tak kurang 20.000 rakyat Suriah tewas ditangan Bashar al-Assad, dan ribuan lainnya yang berada dipenjara-penjara, menghadapi penyiksaan yang dahsyat. mhd.