View Full Version
Kamis, 12 Jul 2012

Partai An-Nahdhah Melakukan Kongres Memilih Pemimpin Baru

Partai Islam An-Nahdhah yang berkuasa Tunisia akan menyelenggarakan  kongres pertamanya, selama 24 tahun pada Kamis. Kongres yang pertama ini An-Nahdhah  berusaha menjelaskan strategi dengan latar belakang ketegangan politik dan agama di negara ini.

Di Tunisia sesudah Partai An-Nahdhah memegang kekuasaan, tanpa henti rongrongan dari kalangn sekuler, yang menuduh An-Nahdhah sebagai kelompok fundamentalis yang membahayakan negara, dan akan memberlakukan syariah Islam. Kalangan sekuler terus melakukan tekanan politik, meskipun An-Nahdhah yang dipimpin Prof. Rashid Gonoushi telah memilih presiden dari kalangan sosialis.

Di bagian lain, Partai An-Nahdhah menghadapi tantatangan dan tuntutan dari kalangan Salafi, yang menginginkan agar diberlakukannya syariah Islam. Kalangan Salafi dengan sangat keras, menuntut ditegakkan syariah Islam. Bahkan kelompok Salafi di Tunisia, menghancurkan berbagai bangunan yang dianggap syirik. Situasi di Tunisia sangat krusial. Antara kalangan sekuler yang menuduh An-Nahdhah fundamentalis dan kalangna Salafi yang menuntut ditegakkan syariah Islam.

Rencanya, Kongres itu akan dihadiri undangan sebanyak 25,000-30,000 perserta. Ini merupakan pertama kali dalam sejarah, sejak berdirinya An-Nahdhah dapat menyelenggarakan kongres. Kongres An-Nahdhah yang juga partai yang pertama sejak penggulingan Zine El Abidine Ben Ali,Januari 2001.

Sekitar 1.100 pesesta delegasi yang hadir dalam kongres itu, harus menentukan posisi partai, terutama terkait dengan aliansi politik, sebagai mitra yang dominan, di samping partai kiri-tengah, dan dua partai dalam koalisi pemerintah tripartit Tunisia.

Kongres juga akan berusaha untuk mendamaikan tren yang berbeda di dalam partai, antara kelompok moderat dan ideologis yang lebih radikal, bahkan kemungkinan pendiri An-Nahdhah  Rashid Ghannouchi diperkirakan akan mempertahankan jabatannya.

Ghannouchi menegaskan dalam sebuah wawancara online, bahwa partainya ingin menampilkan diri sebagai "Gerakan Islam Moderat ",  ungkapnya. Prof. Rashid mencanangkan gagasan partai, yang tertuju kepada  "harapan kemakmuran" yang diinginkan oleh selulruh rakkyat  Tunisia.

An-Nahdhah didirikan Juni 1981 oleh Ghannouchi dan sekelompok intelektual terinspirasi oleh Mesir Ikhwanul Muslimin di Mesir.An-Nahdhah (Kebangkitan) dilarang oleh Ben Ali setelah sukses besar dalam pemilu tahun 1989, dan para pemimpinnya dipenjarakan atau dipaksa pergi pengasingan. Rashid pergi ke London, dan mendapatkan suaka politik di negeri, sampai jatuhnya Ben Ali, dan Ghannouchi kembali pada Januari 2011 setelah 20 tahun pengasingan di London.

Partainya kemudian memenangkan pertama Tunisia pasca revolusi jajak pendapat, pada bulan Oktober. Butuh 41 persen kursi di Majelis Konstituante Nasional, badan sementara  merancang konstitusi baru dan mempersiapkan pemilu baru pada bulan Maret 2013. mi


latestnews

View Full Version