AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Strategi AS untuk menjadikan warga Afghanistan menjadi milisi pendukung mereka dalam memerangi Taliban mulai menuai kegagalan setelah sedikit demi sedikit para anggota milisi yang dilatih, didanai dan dipersenjatai oleh Amerika tersebut mulai beralih keberpihakan kepada Taliban dan justru memerangi pasukan asing.
Milisi Afghanistan yang bekerja untuk pasukan penjajah pimpinan Amerika sudah mulai bergabung dengan Taliban, berperang melawan pasukan NATO, Press Tv melaporkan.
Para milisi tersebut dilatih dan didanai oleh tentara AS untuk menghadapi militan Taliban tapi banyak dari mereka berubah keberpihakan, koresponden Press TV Kabul, Senin (30/7/2012).
Sedikitnya 23 milisi baru bergabung Taliban di provinsi Farah barat, dan banyak dari mereka menyerahkan senjata yang diberikan oleh AS kepada mereka untuk Taliban, serta bertempur di bagian utara negara itu.
Sejak awal, pemerintah Presiden Hamid Karzai menentang strategi AS tapi kemudian menyetujuinya setelah Washington menerapkan tekanan kuat atas pemerintahannya.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia menyalahkan para milisi yang didukung AS karena mengarahkan senjata mereka pada warga sipil Afghanistan. Para anggota milisi ini juga mulai merampok orang lokal.
Farid Hamidi dari VKomisi Hak Asasianusia Afghanistan mengatakan kepada kepada Press TV bahwa para milisi juga menculik orang untuk uang tebusan.
Dia mengatakan bahwa "pemerintah memiliki tanggung jawab untuk melucuti senjata kelompok milisi ini dan kelompok-kelompok bersenjata ilegal lainnya."
AS tampaknya tidak belajar dari kegagalan Uni Sovyet ketika membentuk milisi serupa saat mereka menginvasi Afghanistan puluhan tahun lalu. Para milisi yang rencananya digunakan Sovyet untuk memerangi para mujahidin tersebut justru berbalik keberpihakan kepada para pejuang Islam dan kemudian memerangi mereka. (by/ptv)