KAMPALA, UGANDA (voa-islam.com) - Tiga helikopter militer Uganda jenis Mi-24 hilang di wilayah udara Kenya pada hari Ahad dalam perjalanan mereka ke Somalia untuk memperkuat pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika yang memerangi pejuang Islam Al-Shabaab, para pejabat militer Kenya dan Uganda mengatakan.
Pihak militer Uganda mengatakan sebuah tim helikopter telah meninggalkan pangkalan di kota Uganda Entebbe tetapi bahwa hanya satu yang telah mendarat di kota Garrisa Kenya, di mana mereka dijadwalkan untuk mengisi bahan bakar sebelum terbang ke Somalia.
"Pencarian sedang terjadi, kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi tapi kami sedang menyelidiki hal itu dan kami akan memberitahu Anda ketika saya mendapatkan informasi yang memadai," kata juru bicara UPDF Felix Kulayigye Reuters.
Sementara itu juru bicara militer Kenya Bogita Ongeri mengatakan kepada dari empat helikopter yang dikirim dari Uganda, hanya satu yang mendarat di Garissa.
"Empat helikopter meninggalkan Uganda, namun hanya satu yang mendarat di Garissa," kata Ongeri
Pasukan Uganda merupakan salah satu tulang punggung pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika (AMISOM) di Somalia. Angkatan udara mengatakan pada 7 Agustus bahwa mereka menyebarkan helikopter transportasi dan helikopter tempur ke Somalia untuk memperkuat pasukan.
Al-Shabaab menyerang ibukota Uganda Kampala pada pertengahan 2010 ketika pembom jibaku dari kelompok afiliasi Al-Qaidah tersebut menewaskan lebih dari 70 orang yang menonton sepak bola di televisi, sebagai pembalasan atas kehadiran tentara Uganda di Somalia.
Pejuang Islam menjatuhkan perlakuan yang sama ke Kenya, meluncurkan serangkaian serangan granat yang menewaskan beberapa orang, sebagai balasan atas Nairobi yang mengirim pasukannya melintasi perbatasan Oktober lalu dalam mengejar Al-Shabaab.
Pasukan Uni Afrika, yang juga termasuk pasukan Kenya dan Burundi, bersama pasukan pemerintah Somalia dan milisi Ahlu Sunnah Wal Jamaah pro pemerintah merencanakan sebuah serangan di kota terbesar kedua Somalia Kismayo, yang merupakan benteng pejuang Islam Al-Shabaab sebelum 20 Agustus.
Meski telah mundur dari Mogadhisu dan beberapa kota strategis lainnya yang pernah mereka kuasai, para pejuang Islam masih mampu melakukan serangan mematikan terus-menerus kepada pasukan pemerintah dan Uni Afrika di ibukota, Somalia tengah dan selatan di mana mereka juga berjuang melawan pasukan Ethiopia. (by/mrg, AFP)