BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Satu orang warga Libanon kembali tewas akibat tembakan penembak jitu pada hari Ahad di kota pelabuhan utara Tripoli, tempat dimana bentrokan senjata antara Muslim Sunni dan Syi'ah Libanon yang pro dan kontra pemberontakan di Suriah pecah kembali beberapa waktu lalu.
Menurut sumber keamanan yang meminta anonimitas, dua lingkungan bermusuhan Bab el-Tebbaneh yang dihuni Muslim Sunni dan Jabal Mohsen yang didominasi sekte Syi'ah Alawit menyaksikan gencatan senjata sampai Sabtu malam setelah bentrokan senjata sengit sebelumnya di akibat pembunuhan seorang ulama muda Sunni dari Bab el-Tabbeneh oleh oleh penembak jitu Syi'ah Jabal Mohesen.
Bentrokan itu sendiri telah menewaskan 18 orang dan melukai 112 lainnya, termasuk 17 tentara.
Kesepakatan itu kembali rusak awal Ahad malam ketika tembakan penembak jitu dan dua granat berpeluncur roket mendarat di Jabal Mohsen.
Sumber-sumber itu menambahkan bahwa seorang pria yang diidentifikasi sebagai Adel Osman tewas dari lingkungan Jabal Mohsen ketika ia terkena peluru penembak jitu yang ditembakkan dari Bab El Tebbaneh.
Tentara Lebanon telah mengintensifkan patroli dan memperkuat posisi di sepanjang garis perbatasan di jalan Suriah yang memisahkan dua lingkungan yang bermusuhan untuk mencegah bentrokan terus terulang.
Kota pelabuhan utara Tripoli di Libanon telah dinodai oleh kekerasan sejak Mei, ketika dua belah pihak yang bersebrangan, Muslim Sunni yang mendukung pemberontakan yang dimotori kaum Sunni di Suriah dan milisi Syi'ah Alawit bersenjata Libaonon yang mendukung Bashar Al-Assad yang juga berasal dari sekte yang sama, bentrok di jalan-jalan yang memisahkan lingkungan kedua belah pihak.
Bentrokan itu sendiri hanya terkonsentrasi di daerah dimana Muslim Sunni tinggal dan berbatasan dengan Syi'ah Alawit serta tidak menyebar diseluruh kota atau melalui seluruh negara bagian. Tapi bagaimanapun, ketegangan tetap tinggi di Libanon, khususnya di wilayah utara yang menjadi rumah bagi kedua belah pihak.
Suriah telah berpengaruh jauh di Lebanon selama beberapa dekade. Bashar Al-Assad menarik tentara Suriah dari Lebanon tahun 2005 setelah kehadiran 29 tahun di negara itu. Hizbullah, militan Syi'ah bersenjata Libanon, tetap menjadi sekutu kuat Suriah hingga kini.
Ketegangan antara Syi'ah Alawit dan Muslim Sunni di Tripoli terjadi sejak perang saudara tahun 1975-90 di Libanon saat Syi'ah Alawit Libanon berperang di sisi pasukan yang dikirimkan oleh mendiang ayah Bashar Al-Assad, Hafez Al-Assad, melawan Muslim Sunni yang menentang kehadiran militer Suriah di Libanon. (st/xin)