MOMBASA, KENYA (voa-islam.com) - Ratusan pengunjuk rasa menghancurkan mobil dan membakar gereja di Mombasa setelah orang-orang bersenjata tak dikenal menembak mati seorang ulama Muslim yang dituduh oleh AS membantu pejuang Islam di Somalia.
Satu demonstran tewas dalam kerusuhan yang meletus setelah Syaikh Aboud Rogo Mohammed ditembak, ketika para pemuda dari populasi besar Muslim di kota pelabuhan tersebut turun ke jalan mengatakan ia telah sengaja ditargetkan oleh polisi.
"Ini adalah serangan terhadap Muslim, dan kami tidak akan menganggap ini enteng," kata Suleiman Atham, salah seorang demonstran.
Para pengunjuk rasa membakar kendaraan pemerintah dan melempari mobil-mobil dengan batu di sepanjang jalan raya utama yang menghubungkan Mombasa ke Mali, keduanya tujuan populer para turis, dan ban-ban dibakar untuk memblokir jalan.
Meneriakkan slogan-slogan dalam bahasa Arab, para demonstran menghancurkan kaca jendela dan lampu depan sementara yang lain menghancurkan toko-toko di kota itu.
Polisi menembakkan peluru karet ke udara dan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa. Satu demonstran tewas setelah terhantam batu di kepalanya, kepala polisi daerah Mombasa Kipkemboi ROP, mengatakan.
Menurut klaim polisi, Rogo ditangkap dengan senjata api, amunisi dan detonator di rumahnya. Ia dituduh merencanakan aksi terorisme.
Washington juga telah memberlakukan sanksi terhadap transaksi keuangan oleh Rogo atas tuduhan hubungan dengan Al-Shabaab, dan lima orang lainnya.
AS dan negara-negara Barat lainnya telah mendukung upaya untuk menghancurkan kelompok pejuang Islam Al Shabaab, yang tetap menguasai sebagian besar Somalia tengah dan selatan meskipun kehadiran pasukan Uni Afrika dan aksi militer oleh dua negara lain yaitu Kenya dan Ethiopia.
Polisi membantah terlibat dalam serangan terhadap Rogo, di mana istrinya terluka.
Wakil kepala polisi Robert Kitur mengatakan Rogo - yang menghadapi dakwaan terorisme atas tuduhan ia merekrut warga Afrika non-Somalia untuk kelompok pejuang Islam Somalia Al-Shabaab - tewas saat mengemudi di mobil pribadi.
..Ini adalah pekerjaan polisi yang telah membunuh Syaikh kami yang tidak bersalah. Mereka telah menembaknya hingga mati. Mereka mengenakan padanya tuduhan terorisme, menangkap dan mendakwa dia, sekarang mereka takut pengadilan akan membebaskannya, dan telah memutuskan untuk mengakhiri hidupnya..
"Pria bersenjata tidak dikenal menyerang mobilnya ... memberondongnya dengan peluru dan membunuhnya di tempat," kata Kitur. "Mereka telah menargetkan dirinya, dan telah membuntuti dia untuk sementara waktu."
Namun pengunjuk rasa mengatakan mereka percaya polisi menembaknya secara sengaja. "Ini adalah pekerjaan polisi yang telah membunuh Syaikh kami yang tidak bersalah. Mereka telah menembaknya hingga mati. Mereka mengenakan padanya tuduhan terorisme, menangkap dan mendakwa dia, sekarang mereka takut pengadilan akan membebaskannya, dan telah memutuskan untuk mengakhiri hidupnya," kata Athman, salah satu pengunjuk rasa.
Muslim Human Rights Forum menyebut pembunuhan itu sebagai "pembunuhan di luar hukum" dan menuntut penyelidikan.
"Sheikh Rogo dibunuh pagi ini ... dalam insiden yang mencerminkan kasus lain baru-baru ini yang menargetkan orang-orang yang berada di daftar pengawasan terorisme negara," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan pengkhotbah lain yang tinggal di Mombasa, Samir Hashim Khan, bersama dengan seorang rekannya yang buta, Mohamed Bekhit Kassim, diculik pada bulan April, dan tubuh Khan yang sudah dimutilasi secara biadab ditemukan dibuang di sebuah taman nasional dekat Mombasa. Keberadaan rekannya tidak diketahui.
Seorang ulama Muslim menggambarkan serangan terhadap gereja-gereja tersebut sebagai "reaksi spontan".
"Para pemuda Muslim yang menyerang gereja-gereja pasti telah berpikir bahwa satu-satunya orang yang membunuh Rogo adalah seorang non-Muslim dan non-Muslim langsung menurut mereka adalah orang Kristen. Saya melihat serangan sebagai balas dendam yang salah," kata Sheikh Juma Ngao.
Hubungan antara Kristen dan Muslim telah relatif baik di Kenya, dan kepala polisi Kipkemboi Rop mengatakan ia tidak percaya kerusuhan Senin akan meningkat menjadi kekerasan komunal.
"Para pemuda bertindak pada dorongan. Ini tidak ada hubungannya dengan kesalahpahaman atau ketidaksepakatan lama karena belum pernah terjadi sekalipun," katanya. "Jadi kita tidak mengharapkan ini untuk kembali terjadi setelah hari ini. Tetapi jika itu terjadi, kita memiliki cukup petugas di lapangan untuk menahannya.." (an/guardian)
Ket: Para pemuda Muslim yang melakukan protes di Mombasa, Kenya setelah pembunuhan seorang ulama, Syaikh Aboud Rogo Mohammed. / foto. AP