Gaza City (voa-islam.com) Pemerintah Hamas di Jalur Gaza dibawah Perdana Ismail Haniyah, yang terkepung Zionis-Israel, mengumumkan tujuh menteri di kabinetnya yang baru. Langkah Haniyah itu, melakukan reshuffle setelah mendapatkan persetujuan akhair dari anggota parlemen, Sabtu.
Perdana Menteri Ismail Haniyeh mengatakan kepada anggota parlemen perombakan itu diperlukan, guna menghadapi perubahan situasi politik di dunia Arab, dan mengantisipasi hasil kesepakatan rekonsiliasi asi tahun lalu dengan Fatah. Hamas dan al-Fatah mencapai rekonsiliasi tahun, dan menuju sebuah pemerintahan baru, yang merefleksikan bentuk pemerintahan perstuan. Antara Gaza dan Tepi Barat.
"Kami telah menunda perombakan kabinet beberapa kali, dan bertujuan menciptakan suasana kondusif dalam rangka rekonsiliasi nasional, tapi angin bertiup bertentangan dengan keinginan kapal ', dan rekonsiliasi ditunda," kata Haniyeh.
Perombakan kabinet bermaksud lebih fokus ke proyek-proyek administrasi dan layanan, termasuk pengawasan dari sejumlah konstruksi besar bekerja didanai oleh Qatar dan Bank Pembangunan di Jeddah, Arab Saudi, ujar Haniyah. Sebuah pos baru kementerian yang akan melakukan pengawasan keuangan dan administrasi akan dibuat, tambah Haniyah.
Haniyeh menambahkan bahwa kabinet barunya akan mengerahkan upaya untuk mencapai kesepakatan rekonsiliasi, untuk melayani kepentingna rakyat Palelstina, menjaga hubungan baik dengan negara-negara Arab dan Islam sekitarnya, dan menciptakan lapangan kerja baru.
Diantara Menteri Baru itu adalah:
Ziad Zhazha: Menteri keuangan dan wakil perdana menteri.
Mufeed al-Mukhallalati: Menteri kesehatan.
Yousif al-Ghreiz: Menteri pekerjaan umum dan Perumahan.
Ismail Radwan: Menteri wakaf Islam.
Mazin Haniyeh: Menteri Kehakiman.
Jawad al-Farra: Menteri Pemerintahan Lokal.
Ali Tarshawi: Menteri Pertanian.
Perubahan dilakukan di tengah-tengah terus berlangsungnya perubahan politik di dunia Arab, dan Palestina tetap menjadi isu sentral dalam skala politik di dunia Arab, yang terus menjadi perhatian masyarakat dunia. mh