AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Mantan komandan tim keamanan khusus AS di Tripoli Letnan Kolonel Andrew Wood mengatakan kehadiran Al-Qaidah terus berkembang di Libya.
Wood membuat pernyataan selama dengar pendapat komisi Pengawasan Reformasi Pemerintah DPR atas serangan mematikan terhadap konsulat AS di Benghazi bulan lalu.
Pada hari Rabu (10/10/2012), mantan kepala tersebut mengatakan bahwa kehadiran kelompok pejuang Islam berkembang setiap hari, seraya menambahkan bahwa, "Mereka tentu lebih mapan daripada kita."
Pernyataannya datang di tengah tuduhan yang berkembang bahwa AS telah gagal untuk memberikan keamanan bagi warga negaranya di luar negeri, sebuah contoh adalah serangan mematikan terhadap konsulat AS di Benghazi yang mengakibatkan tewasnya empat anggota staff konsulat, termasuk Duta Besar AS Christopher Stevens.
Awalnya, laporan-laporan mengatakan bahwa insiden itu terjadi dalam menanggapi sebuah film anti-Islam dan menghina Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam yang dirilis di Amerika Serikat, namun setelah penyelidikan lebih lanjut, pihak berwenang mengatakan bahwa serangan terhadap misi diplomatik Amerika Serikatdi Libya dilakukan oleh unsur-unsur yang terkait dengan Al-Qaidah.
Para pejabat kontra-terorisme Barat sendiri telah lama mengatakan bahwa pejuang Al-Qaidah telah membentuk kekuatan tempur terdiri dari 200 orang di dekat perbatasan Mesir di Libya timur. Pembentukan unit Al-Qaidah tersebut datang pada waktu yang sama dengan pemerintah sementara Libya terancam oleh konflik internal yang berkembang di antara segudang kelompok milisi pemberontak bersenjata Libya.
Pejuang Al-Qaidah yang telah tiba di Libya pada awal 2011 pada rezim saat Muammar Kadhafi dengan cepat menyerahkan tanah untuk pemberontak Libya, dilaporkan dikirim ke Libya atas perintah pribadi dari pemimpin Al-Qaidah Syaikh Ayman al-Zawahiri. (by/ptv,fpm)
Foto: Letnan Kolonel Andrew Wood, mantan komandan tim keamanan khusus AS di Tripoli Libya