WASHINGTON, AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Para pejabat Amerika mengatakan pada Selasa (16/10/2012) bahwa seorang agen dari badan intelijen AS, CIA ikut tewas dalam ledakan bom jibaku yang terjadi di sebuah markas intelijen Afghanistan di provinsi Kandahar hari Sabtu lalu.
Serangan tersebut, yang dilakukan di daerah terpencil Provinsi Kandahar, terjadi ketika seorang penjaga yang bekerja untuk dinas intelijen Afghanistan meledakkan rompi jibaku ketika sebuah delegasi para anggota koalisi Amerika dan para pejabat intelijen Afghanistan tiba di kantor intelijen tersebut di Distrik Maruf.
Ledakan itu menewaskan Ghulam Rasool, wakil direktur intelijen Provinsi Kandahar, dua pengawalnya, pejabat intelijen Afghanistan lain, dan beberapa orang Amerika, termasuk agen CIA.
Seorang pejabat di Pasukan Bantuan Keamanan Internasional pimpinan NATO mengatakan bahwa para warga Amerika itu tampaknya tidak menjadi target utama dari serangan, tetapi mereka "berada di tempat dan waktu yang salah." Juru bicara CIA menolak memberikan komentar atas masalah tersebut.
Serangan oleh penyusup telah menjadi permasalahan tersendiri bagi pasukan internasional dan bertanggung jawab atas sekitar 15 persen dari semua kematian pasukan koalisi tahun ini.
Tidak ada statistik publik mengenai serangan penyusup yang melibatkan pasukan intelijen Afghanistan, sebuah Direktorat Keamanan Nasional (NDS), yang telah dilatih dan dibiayai oleh CIA. Namun ini adalah contoh pertama di tahun ini di mana serangan penyusup oleh seorang karyawan intelijen Afghanistan diketahui telah mengakibatkan kematian anggota dari koalisi yang dipimpin NATO.
"Itu adalah anggota N.D.S. serangan terhadap NDS, "kata pejabat dari komando yang dipimpin NATO.
Pada bulan Desember 2009, C.I.A. mengalami pukulan telak di Khost, Afghanistan, ketika seorang agen ganda Yordania, yang diundang CIA ke markas mereka di Camp Chapman, meledakkan dirinya. Ledakan itu menewaskan tujuh agen C.I.A. termasuk beberapa kontraktor keamanan swasta dan seorang agen intijen Yordania. (by/nyt)