View Full Version
Jum'at, 19 Oct 2012

Thailand Siaga Penuh di Selatan jelang 8 Tahun Peristiwa Pembataian Tak Bai

PATANI, THAILAND SELATAN (voa-islam.com) - Pihak berwenang di wilayah selatan telah diperintahkan untuk waspada penuh menghadapi kemungkinan kekerasan ketika ulang tahun kedelapan dari pembantaian Tak Bai di provinsi Narathiwat, di mana setidaknya 85 Muslim tewas dibantai tentara Thailand, semakin dekat, seorang wakil perdana menteri mengatakan Kamis (17/10/2012).
 
Yuthasak Sasiprapa mengatakan keamanan akan diperketat untuk menghindari insiden yang tidak diinginkan.

Jenderal Yuthasak mengklaim bahwa pejuang Islam selatan mendistorsi fakta-fakta tentang situasi di pedalaman selatan  melalui sebuah situs internet yang terdaftar di negara tetangga Malaysia.

Tujuan mereka adalah untuk menciptakan kesalahpahaman antara orang-orang selatan, klaimnya, menambahkan Kementerian Luar Negeri dan Biro Intelijen Nasional bekerja sama untuk memecahkan masalah tersebut.

Wakil perdana menteri itu mengatakan Dewan Keamanan Nasional telah hampir menyimpulkan struktur revisi untuk Pusat Operasi Resolusi Selatan untuk diserahkan kepada perdana menteri untuk persetujuan akhir.

Pembantaian Tak Bai

Peristiwa Tak Bai sendiri adalah salah satu insiden pembantaian umat Muslim di wilayah selatan Thailand yang paling terkenal sejak perjuangan pemisahan diri dimulai lagi pada awal 2004.

Peristiwa ini terjadi pada 25 Oktober 2004 bersamaan saat bulan puasa Romadhon, bermula di desa kecil (Tak Bai) ketika 6 orang warga Muslim lokal termasuk diantaranya empat orang ustadz ditangkap secara ilegal oleh pihak keamanan Thailand dengan tuduhan menyerahkan senjata kepada kelompok pejuang Patani. Masyarakat yang tahu duduk perkaranya berdemo menuntut pembebasan keenam warga tersebut.

Sekitar 2.000-3.000  Muslim di Tak Bai melakukan aksi demonstrasi di depan kantor polisi setempat menuntut keadilan dan pembebasan keenam orang yang ditangkap. Awalnya, petugas keamanan yang terdiri atas polisi dan tentara mencoba membubarkan para demonstran yang terus berteriak-teriak. Namun, bukannya membubarkan diri. Malah, jumlah para  demonstran semakin bertambah banyak.

Aparat keamanan yang hilang kesabaran mulai menembaki para demonstran dengan gas air mata, senjata api, dan meriam air. Militer Thailand kemudian menangkapi ratusan demonstran dan memasukkannya ke dalam truk-truk yang sudah disiapkan untuk dibawa ke kamp militer Inkayuth Bariharn, Patani.

Ratusan tawanan yang terikat dan dalam kondisi berpuasa tersebut ditumpuk kedalam truk setinggi lima lapis, sehingga menyebabkan 85 orang mati lemas dan patah tulang leher selama dalam perjalanan menuju Markas Komando Militer IV Wilayah Selatan yang berjarak 5,5 jam dari lokasi. (by/tn)


latestnews

View Full Version