Cairo (voa-islam.com) Saad El-Katatni, mantan Sekretaris Jenderal Partai Kebebasan dan Partai Keadilan (FJP), yang menjadi sayap politik Ikhwanul Muslimin, akhirnya terpilih menjadi pemimpin Partai Kebebasan dan Keadilan, menggantikan Mohammed Mursi, yang terpilih sebagai presiden Mesir dalam pemilu lalu..
Saad El-Katatni adalah mantan Ketua Majelis Rakyat yang dibubarkan SCAF, yang dipimpin Marsekal Husein Tantawai. Majelis Rendah berdiri, tak lama sesudah berlangsungnya Revolusi Mesir, pada 25 Januari lalu.
Hussein Ibrahim, kepala komisi pemilihan partai, mengumumkan bahwa El-Katatni sebagai pemenang dengan mendapatkan dukungan 581 suara dari 864 suara.
El-Katatni, 60, adalah seorang ahli mikrobiologi, bekerja sebagai profesor di fakultas ilmu Minyak Universitas itu dari 1994 sampai 1998. Dia bergabung dengan Ikhwan pada tahun 1981 dan terpilih sebagai anggota Maktabul lrsyad lembaga, yang mempunyai posisi penting di dalam Jamaah Ikhwan pada tahun 2008.
El-Katatni pertama kali mendapat perhatian publik ketika dia dipilih sebagai Ketua Parlemen tahun pertama Mesir pasca-revolusi. Tokoh Ikhwan itu dinilai berhaluan konservatif, atau lebih kokoh dalam memegang ideologi Ikhwan, ungkap tokoh Ikhwan yang menjadi anggaota Maktabul Irsyad lainnya.
Dua tokoh partai terkemuka - yaitu pejabat pelaksana partai, yaitu Essam El-Erian dan Sekretaris Jenderal Saad El-Katatni - keduanya bersaing untuk mendapatkan posisi yang ditinggalkan Mursi.
Slogan kampanye El-Katatni adalah "sebuah partai yang kuat untuk membangun Mesir," sementara slogan El-Erian adalah "suatu bangsa yang merdeka, sebuah partai yang kuat dan pemerintahan yang baik."
FJP perpanjangan politik Ikhwanul Muslimin Mesir, yang menjadi kelompok politik terbesar di era pasca-Mubarak. Partai ini didirikan pada Mei 2011, tak lama setelah pemberontakan Tahrir Square yang menyebabkan tergulingnya Mubarak.
Presiden pertama FJP adalah Mohammed Mursi, yang mengundurkan diri dari jabatannya setelah terpilih sebagai presiden Mesir pada bulan Juni. Jamaah Ikhwan yang berjuang sejak tahun 1928, berhasil melakukan tranformasi dakwah dalam bentuk gerakan politik, yang sangat luar biasa, dan mereduksi kekuatan tiranik yang dtulang-punggungi militer. Sebuah perjuangan yang luar biasa yang berhasil dicapai oleh Ikhwan di Mesir. ah/h.