BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Pihak berwenang Lebanon telah menangkap dua warga Malaysia, yang sebelumnya telah mencoba memasuki Suriah untuk bergabung dengan para pejuang lainnya memerangi presiden Bashar al-Assad, atas tuduhan akan melakukan kegiatan teroris.
Para tersangka, Rafik Mohammed Aaref, 21 tahun dan Mohammed Razin Shaaban, 28 tahun, yang disangka terkait dengan kelompok Al-Qaidah ditangkap di Bandara Internasional Beirut pada 18 Oktober lalu, tulis kantor berita Reuters.
Duta Besar Malaysia untuk Libanon Ilango Karuppannan, saat dihubungi Bernama, membenarkan duo tersebut dijemput beberapa hari lalu tetapi tidak bisa mengkonfirmasi tanggal penangkapan.
Ia mengatakan bahwa kedutaan tahu tentang penangkapan itu pada hari Jumat.
"Mereka (para tersangka) ditahan kerena dicurigai memiliki hubungan dengan Al-Qaidah. Mereka akan dibawa ke pengadilan pada hari Senin, dan kami akan menanyakan dari mereka apakah mereka membutuhkan penasihat hukum, "katanya.
Karuppannan mengatakan kantornya telah memberitahu Wisma Putra tentang kasus tersebut sehingga Kementerian Luar Negeri bisa menginformasikan keluarga yang ditahan.
Menurut surat kabar Libanon, Al-Joumhouria pada hari Kamis, mengutip sumber-sumber keamanan, warga Malaysia itu ditahan oleh intelijen tentara Libanon atas tuduhan menjadi anggota organisasi teroris.
Penyelidikan mengungkapkan mereka direkrut ke Al-Qaidah oleh orang Malaysia lain bernama Mustapha Mansour sebelum dibawa ke Yaman di mana mereka bertemu anggota lain dari organisasi tersebut.
Al-Joumhouria mengatakan, sekitar dua bulan lalu, dua tersangka warga Malaysia itu telah mencoba untuk memasuki Suriah, melalui Turki, dengan misi jihad untuk melakukan serangan jibaku.
Serangan yang direncanakan mereka dikoordinasikan oleh seorang pria, yang dikatakan bertanggung jawab atas masuknya semua mujahidin ke Suriah, kata harian itu.
Ketika kedua warga Malaysia itu gagal masuk Suriah, mereka memutuskan untuk pergi ke Libanon untuk melaksanakan serangan tetapi kegiatan mereka tertangkap mata-mata intelijen militer.
Kedua warga Malaysia itu segera ditangkap dan investigasi mengungkapkan mereka berencana menghubungi seseorang di Libanon untuk mengkoordinasikan serangan. (by/Bernama, Reuters)