AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Sebuah penembakan serampangan di bulan Maret yang menyebabkan 16 warga sipil Afghanistan tewas 16 di dua desa adalah perbuatan lebih dari satu orang, seorang penyidik polisi Afghanistan bersaksi pada hari Ahad (11/10/2012), bertentangan dengan catatan yang diyakini pemerintah AS.
Saksi tersebut mengatakan tingkat pembunuhan itu, yang dikerjakan satu malam di dua desa dekat pangkalan militer AS pada bulan Maret, terlalu besar untuk dilakukan hanya oleh seorang Sersan Robert Bales.
Polisi Afghanistan yang menyelidiki adegan pembunuhan keesokan harinya dikutip oleh AFP mengatakan, "Satu orang tidak bisa melakukan pekerjaan ini. Satu orang tidak memiliki keberanian untuk pergi dari satu desa ke desa lain di malam hari. "
Pemerintah AS, entah karena ingin melindungi prajurit lain yang terlibat atau memang berdasarkan keterangan korban yang telah bersaksi dalam persidangan yang mengatakan bahwa mereka melihat hanya seorang prajurit tunggal yang melakukan perbuatan itu, yakin hanya Bales yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Meski demikian beberapa catatan-catatan tidak langsung telah menunjukkan bahwa lebih dari satu tentara AS yang terlibat.
Ppada hari Sabtu, seorang penyelidik AS mengatakan kepada sidang bahwa istri dari salah satu korban mengatakan dalam penyidikan pada bulan Juni bahwa ia melihat lebih dari satu tentara pada malam tersebut.
Tentara penyidik pidana Leona Mansapit dikutip oleh Reuters mengatakan istri Mohamed Dawood, yang tewas di desa Najiban, mengingat seorang pria bersenjata memasuki ruangan pasangan itu berteriak tentang Taliban, sementara pria lain, seorang tentara AS, berdiri di pintu.
Seorang sumber Angkatan Darat, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan pada hari Ahad, wanita itu dibujuk oleh anggota keluarga laki-lakinya untuk tidak bersaksi sidang. Tidak diketahui apakah permintaan tersebut dilakukan karena mereka telah diancam atau telah diberi konpensasi untuk tutup mulut.
Dalam tiga sesi sidang malam hari, anak-anak berumur 7 tahun menggambarkan pembantaian yang merenggut nyawa orangtua mereka dan teman-teman mereka. Bales menyaksikan kesaksian itu dengan video teleconference.
Sersan Sataf Robert Bales membunuh 16 warga sipil Afghanistan, termasuk sembilan anak-anak, dalam serangan 11 Maret lalu.
Robert Bales menghadapi 16 tuduhan pembunuhan berencana dan enam tuduhan percobaan pembunuhan. Sidang pendahuluan, yang dimulai 5 November dan dijadwalkan berakhir dengan argumentasi penutup Selasa, akan membantu menentukan apakah ia menghadapi pengadilan militer. Dia bisa menghadapi hukuman mati jika terbukti bersalah. (by/kp)
Foto: Sersan Staf Robert Bales