View Full Version
Kamis, 15 Nov 2012

Pejuang Suriah Rebut Wilayah dekat Perbatasan Israel di Golan

YERUSSALEM, ISRAEL (voa-islam.com) - Perang sipil Suriah telah menyebar ke perbatasan setelah pejuang pemberontak merebut wilayah di utara zona demiliterisasi dari Dataran Tinggi Golan yang dijajah Israel, pejabat Israel telah memperingatkan.

Setidaknya dua ratus tentara pemberontak telah mengambil alih Beerajam dan Bariqa, dua desa terpencil yang terletak di zona penyangga yang ditetapkan diantara kedua negara setelah Perang Yom Kippur pada tahun 1973.

"Para pemberontak menggunakan taktik yang jelas dengan menarik kekuatan rezim untuk bertempur di daerah-daerah demiliterisasi karena keterbatasan pada angkatan bersenjata Suriah," kata seorang sumber intelijen militer dari komando utara Israel kemarin. "Pemberontak telah menguasai wilayah utara dari Quneitra dan daerah ke selatan. Jika mereka berani mereka akan mencoba untuk membuat gerakan cepat untuk memotong kota Quenetra dan memotong jalan ke Damaskus. Kita tidak bisa mengesampingkan bahwa hal itu sebagai langkah berikutnya. "

Gencatan senjata yang disepakati pada tahun 1974 melarang pemerintah Suriah dari terlibat dalam aktivitas militer dalam zona penyangga yang membentang sepanjang perbatasan Israel, dengan lebar hanya di bawah 7,5 km.

Israel belum secara resmi mengambil sisi dalam konflik Suriah dan di beberapa tempat ada kekhawatiran bahwa pemerintah Islam yang lebih bermusuhan mungkin akan berhasil menggantikan rezim Assad.

Para pejabat militer Israel mengatakan pejuang Suriah yang menguasai Quneitra adalah anggota dari faksi Salafi radikal yang menamakan dirinya "Elang dari Golan".

Kelompok tersebut, yang sebagian besar terdiri dari para pejuang asing, termasuk Al-Qaidah dari Irak, mengatakan bahwa setelah mereka menggulingkan rezim Assad, kelompok itu akan memusatkan perhatian pada Israel.

"Kami menggunakan sebuah situasi Perang Dingin antara Israel dan Suriah, tetapi apa yang kita lihat di sepanjang perbatasan sekarang adalah situasi yang mirip dengan Lebanon atau Sinai, di mana sebuah negara berdaulat yang lemah sedang gagal untuk mengerahkan kontrol atas sebuah daerah yang mereka miliki yang kelompok-kelompok pejuang berbeda dapat mengunakan itu untuk menyerang Israel, "kata seorang sumber.

Kekerasan di Suriah, yang telah menewaskan lebih dari 36.000 orang sejak protes damai terhadap Assad dimulai pada Maret 2011 berubah menjadi pertempuran saudara mematikan akibat kebrutalan rezim Assad terhadap para demosntran, terancam akan berkobar ke wilayah lain yang sudah terbakar sebagaimana yang terjadi di Libanon, Yordania dan Turki. (by/tlgrp)


latestnews

View Full Version