MOSCOW, RUSIA (voa-islam.com) - Menurut outlet-outlet media Rusia, para polisi Rusia yang bersimpati kepada Yahudi pada Kamis (22/11/2012) malam, menahan dan memukuli secara brutal lebih dari 70 Muslim Moskow yang mengibarkan bendera dan spanduk dukungan terhadap Palestina setelah pertandingan sepak bola antara Klub Anji Dagestan Anji dan klub Udinese dari Italia
Menurut pemimpin Serikat Penggemar Klub Anji, Ramazan Gaziyev, alasan untuk penahanan mereka adalah pengibaran beberapa bendera Palestina dan bendera Muslim hijau di stadion dan spanduk yang digantung di podium dalam dukungan untuk kemerdekaan Palestina.
Menurut para fans, para polisi Rusia memulai aksinya setelah muncul spanduk-spanfuk bertuliskan "For Free Palestine", "Free Palestina", "Murderer Israel, Free Palestine! " di salah satu sektor stadion Lokomotif Moskow.
Foto. islamnews.ru
Spanduk dengan kata-kata "Pembunuhan Israel! Bebaskan Palestina" dan "Untuk Kebebasan Palestina" telah dinaikkan pada pertandingan Liga Eropa. "Para fans Anji bergabung dengan kampanye global untuk mendukung rakyat Palestina" kata surat kabar online Rusia kepada Gazeta.ru mengutip pemimpin Serikat Penggemar Klub Anji, Ramadhan Gaziyev.
"Beberapa orang ditangkap karenanya segera, tetapi momen kunci datang setelah pertandingan", tegasnya.
Para polisi Rusia kemudian memasukkan semua fans klub paling aktif ke kendaraan-kendaraan mereka setelah pertandingan selsai.
Foto. islamnews.ru
"Mereka menangkapi kami tanpa alasan, dan setelah itu mereka secara brutal memukuli kami di kaki, lengan dan kepala", tulis seorang penggemar dengan nama julukan Nowart pada website penggemar'.
Kantor pers pemerintah "Direktorat Utama Kementerian Dalam Negeri Rusia untuk Wilayah Moscow" mengkonfirmasi Layanan Rusia BBC News bahwa spanduk-spanduk tersebut adalah alasan untuk penahanan, karena tidak diizinkan oleh dinas intelijen rezim Rusia, KGB.
Menurut Pusat Hak Asasi Manusia Kaukasia di Moskow, hingga Jum'at pagi polisi Rusia masih menahan lusianan fans klub sepak bola Anji karena dukungan mereka untuk kebebasan Palestina. Beberapa dari mereka bahkan telah didakwa dengan "pelanggaran administratif". (st/kc)
Foto.islamnews.ru