TEPI BARAT (voa-islam.com) - Puluhan warga Palestina telah terluka dalam bentrokan dengan pasukan Israel yang menyamar sebagai pedagang sayur. Penemuan sebuah unit komando kecil pasukan Israel yang melakukan penangkapan di Tepi Barat membuat penduduk setempat marah membuat tentara reguler Israel untuk datang membantu dan melepaskan tembakan dan gas air mata ke warga Palestina.
Lebih dari 30 warga Palestina telah terluka bersama dengan dua tentara IDF setelah kerusuhan pecah di desa Tepi Barat Tamaun. Puluhan lainnya menderita sesak nafas akibat gas air mata.
Para saksi melaporkan bahwa tentara IDF (Israel Defence Force) menyamar sebagai pedagang sayur Arab untuk menangkap sejumlah militan yang diburu. Misi tersebut, yang dilakukan oleh Unit Mistaarvim, pasukan elit kontra-terorisme, kemudian berubah secara taktis dari operasi rahasia ke operasi terbuka.
Puluhan pemuda bertopeng yang bersembunyi di balik barikade melemparkan batu dan bom molotov pada tentara menyamar. Unit IDF biasa kemudian bergegas ke tempat kejadian menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. Laporan-laporan mengungkapkan bahwa amunisi mematikan digunakan yang ditinggalkan oleh juru bicara militer Israel. Pihak militer mengatakan menangkap seorang "teroris yang berafiliasi dengan kelompok teror Jihad Islam."
"Sebuah tim pasukan khusus masuk pada operasi penangkapan," radio militer melaporkan. "Tampaknya bahwa penduduk setempat melihat keluarga atau kepolisian dan kemudian gangguan besar dimulai ... beberapa prajurit mendapatkan luka dari batu yang dilemparkan," Ynetnews mengutip.
Insiden itu terjadi saat ketegangan terus medidih menyusul perang delapan hari Israel pada pertengahan November untuk menghancurkan tempat-tempat peluncuran roket di Gaza. Tak lama setelah operasi militer yang menewaskan 184 warga Palestina, kebanyakan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, Majelis Umum PBB memutuskan untuk meng-menaikkan 'status diplomatik untuk' Palestina sebagai negara pengamat non anggota.
Dalam sebuah langkah yang secara luas dianggap sebagai pembalasan atas status yang diberikan PBB kepada Palestina, Perdana Menteri Israel kembali melancarkan proyek pembangunan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur dan bersumpah untuk melanjutkan pembangunan pemukiman-pemukiman Yahudi tersebut di wilayah yang mereka klaim sebagai "ibukota Israel," dan menentang kritik internasional terhadap tindakan tersebut. (an/rt)