PARIS, PRANCIS (voa-islam.com) - Sebagai dukungan untuk kampanye perang terhadap para pejuang Islam yang telah menerapkan hukum Syariah di Mali utara, Amerika Serikat sejak Senin (21/1/2013) mulai mengangkut tentara Prancis dan peralatan ke Mali sebagai bagian dari bantuan logistiknya kepada pasukan Prancis yang tengah memerangi mujahidin di wilayah tersebut.
"Kami telah mulai mengangkut personel militer Prancis dan peralatan dengan pesawat-pesawat ke Bamako dari Istres," kata Benjamin Benson, juru bicara Komando Afrika AS (AFRICOM), kata seorang pejabat AS, Selasa.
Seorang awak kamera Reuters Selasa melihat satu pesawat transpor militer berbendera AS lepas landas dari pangkalan udara Istres di Prancis selatan.
Benson mengatakan penerbangan-penerbangan AS telah dimulai Senin, tetapi menolak merinci mengenai jumlah pesawat yang digunakan.
"Kami sejauh ini melakukan dua penerbangan hari ini. Satu penerbangan pagi hari dan satu lagi setelah itu. Kami akan terus melakukan operasi-operasi selama dua hari ke depan seperti yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan Prancis bagi pengiriman peralatan itu," katanya.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Prancis Thierry Burkhard Senin mengatakan Inggris, Belgia, Kanada dan Denmark siap mengangkut peralatan Prancis.
Benson mengatakan AS juga bekerja sama dengan Prancis menganai masalah-masalah intelijen, tetapi menolak mengatakan apakah pesawat-pesawat tanpa awak juga digunakan.
Paris melakukan operasi militer terhadap para pejuang Islam di Mali menyusul penerapan syariah Islam di wilayah utara negara itu. Barat juga mengklaim khawatir wilayah sebesar dua pertiga Prancis itu dapat menjadi pangkalan bagi serangan internasional.
Amerika Serikat, termasuk beberapa negara kekuatan utama Barat, mengatakan tidak akan mengirim pasukan darat ke Mali untuk terjun langsung menghadapi mujahidin dan lebih memilih untuk memberikan dukungna logistik ataupun intelijen. (st/ant)