View Full Version
Rabu, 06 Feb 2013

Imam Besar Al-Azhar: Iran Jangan Ikut Campur Urusan Negara Teluk

KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Ulama terkemuka Mesir mengatakan dalam kunjungan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pada hari Selasa (5/2/2013) untuk tidak ikut campur dalam urusan Bahrain atau negara Teluk lainnya, dan untuk menegakkan hak-hak minoritas Sunni di Iran.

Ahmed al-Tayyeb, imam besar Al-Azhar Kairo,  juga mengecam apa yang dia sebut sebagai "penyebaran Syiah di tanah Sunni".

Tayyeb, yang membuat pernyataan dalam sebuah pernyataan setelah bertemu Ahmadinejad, menuntut "Presiden Iran menghormati Bahrain sebagai saudara bangsa Arab, dan tidak ikut campur dalam urusan negara-negara Teluk".

Pada bulan Oktober, Bahrain memanggil utusan Iran untuk memprotes "campur tangan" Tehran dalam urusan internal negara Teluk tersebut. Iran yang diperintah Syiah telah mendukung protes oleh mayoritas Syiah Bahrain terhadap kerjaan Sunni tersebut.

Setelah pertemuan Selasa, Ahmadinejad memberikan konferensi pers di Al-Azhar di mana ia mengatakan dia "berasal dari Iran untuk mengatakan bahwa Mesir dan rakyat Mesir memiliki tempat mereka di hati rakyat Iran".

Tapi ulama senior Al-Azhar Hassan al-Shafie, yang berbicara setelah Ahmadinejad, melontarkan omelan terhadap "beberapa orang Syi'ah" karena menghina beberapa sahabat Nabi Muhammad sementara itu presiden Iran Ahmadinejad menyimak dengan kegelisahan yang terlihat diwajahnya.

"Diskusi itu jujur," kata Shafie tentang pertemuan Ahmadinejad dengan Tayyeb.

Syi'ah mencaci beberapa sahabat Nabi Muhammad, mereka dituduh merebut kekuasaan dari keponakannya Ali, yang kelompok Syi'ah klaim telah ditunjuk sebagai pewarisnya yang sah.

Sunni melihat posisi ini sebagai bid'ah, namun Al-Azhar secara tradisional mengambil sikap ekumenis pada Syiah.

Tapi lembaga Sunni tersebut telah mengadopsi sikap yang lebih keras pada tahun lalu, menuduh Syiah mencoba untuk menyebarkan doktrin mereka di Mesir dan bahkan mengeluarkan pernyataan yang menggunakan istilah yang merendahkan untuk Syi'ah dengan sebutan Rafidah. (an/ahram)


latestnews

View Full Version