DAMASKUS, SURIAH (voa-islam.com) - Presiden Bashar Al-Assad kembali mengatakan ia yakin pasukannya akan memenangkan pertempuran di Suriah, meski kenyataannya di medan pertempuran para mujahidin terus mendapatkan kemajuan-kemajuan dibanding pasukan pemerintah.
Klaim Assad tersebut, yang diterbitkan di surat kabar Libanon pro-Damaskus As-Safir, datang ketika Uni Eropa memperbarui sanksi terhadap Suriah, ketika merubah mereka untuk mengaktifkan lebih banyak dukungan "non-mematikan" dan teknis untuk membantu melindungi warga sipil.
As-Safir mengatakan Assad telah bertemu politisi Libanon tak dikenal di Damaskus dan meyakinkan mereka bahwa masa depan Suriah milik kubunya.
"Kami yakin kami akan menang, kita diyakinkan oleh perkembangan politik dan militer," klaim Assad seperti dikutip mengatakan kepada mereka, surat kabar Libanon melaporkan.
"Kami yakin bahwa masa depan adalah milik kita ... Suriah memiliki kemauan untuk mengalahkan konspirasi tersebut," As-Safir mengutip Assad mengatakan dan menambahkan bahwa mereka yang "setia" kepada rezimnya "mewakili mayoritas mutlak dari warga Suriah."
Sejak pecahnya protes damai anti-rezim Maret 2011 yang kemudian berubah menjadi pemberontakan menyusul penanganan brutal pemerintah Damaskus terhadap demonstran, Assad telah memberi label lawan-lawannya dan para pejuang Suriah sebagai "teroris" yang diklaim didanai dan didukung oleh Barat, Turki, Arab Saudi dan Qatar.
Di medan perang, pejuang Suriah menekan serangan yang diluncurkan pekan lalu untuk merebut bandara strategis di utara provinsi Aleppo, dan merebut sebuah pos pemeriksaan militer dekat bandara Nayrab, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan.
Pertempuran sengit pecah di sekitar bandara internasional Aleppo ketika pejuang Suriah melancarkan serangan di tempat penyimpanan bahan bakar bandara sebelum digagalkan oleh tentara, klaim satu sumber militer kepada AFP.
Kemajuan hari Senin adalah yang terbaru dalam serangkaian kemenangan oleh para pejuang Suriah sejak mereka merebut pangkalan udara di Al-Jarrah, Hassel dan Markas Militer 80 di provinsi Aleppo pekan lalu.
Observatorium berbasis di Inggris, yang mengumpulkan laporan dari sebuah jaringan aktivis dan petugas medis di lapangan, memberikan korban sementara yang tewas pada Senin (18/2/2013) berjumlah 94 orang.
Konflik hampir dua tahun telah menyebabkan kerusakan infrastruktur sekitar 11 miliar dolar AS (-+Rp.100 trilyun), kata seorang pejabat pemerintah Suriah mengatakan kepada parlemen. Sementara itu korban tewas sebagaimana perkiraan PBB telah mencapai 70.000 orang lebih. (an/ds)