INGGRIS (voa-islam.com) - Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengatakan bahwa Suriah saat ini telah menjadi tujuan utama bagi para mujahidin di seluruh dunia untuk melakukan jihad dan memperingatkan bahwa hal tersebut bisa membahayakan keamanan negara itu menyusul kedatangan mereka.
"Suriah saat ini telah menjadi tujuan utama bagi pelaku jihad di mana saja di dunia," kata Hague, saat mengumukan lagi "janji manis" dari Inggris untuk memberikan pihak oposisi Suriah dengan bantuan lain senilai 13 juta Euro dari bantuan Inggris untuk para penentang Presiden Bashar Al-Assad, di atas 9,4 juta Euro komitmen sebelumnya.
"Kita tidak bisa membiarkan Suriah menjadi lain tempat berkembang biak bagi para "teroris" yang menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional kita," tambahnya.
Rezim Bashar Al-Assad, yang didominasi oleh sekte Syi'ah Alawite, adalah musuh kelompok pejuang Suriah yang mayoritas Sunni. Ketika konflik berlanjut, para pejuang Suriah terus menjadi lebih religius dan radikal. Tahun lalu, Syaikh Ayman al-Zawahiri, pemimpin Al-Qaidah, cara seterbuka menyerukan Presiden Assad untuk digulingkan.
Saat ini ratusan pemegang paspor Inggris-diyakini telah melakukan perjalanan ke Suriah untuk bertempur melawan Presiden Bashar Al-Assad. Beberapa sudah diketahui oleh pemerintah Inggris karena simpati mereka kepada pejuang Islam.
Pemerintah Barat khawatir bahwa jika mereka gagal untuk membantu oposisi, kepemimpinan utama akan diambil oleh para pejuang Islam. Dengan menawarkan lebih banyak bantuan Inggris, William Hague ingin "mendikte" oposisi dalam arah yang mereka kehendaki. Tapi dia masih merasa tidak cukup percaya diri untuk memberikan senjata - satu hal yang paling diinginkan pejuang Suriah.
William Hague tidak mengesampingkan mempersenjatai para pejuang Suriah- meski sampai kini belum pernah terlaksana- di masa depan, dia menekankan bahwa ini akan terjadi hanya jika "sama sekali tidak ada alternatif".
Tapi Menteri Luar Negeri itu secara implisit mengakui bahaya jika peralatan Inggris berakhir di "tangan yang salah." William Hague mengatakan bahwa "semua bantuan kita akan hati-hati dikalibrasi dan dipantau" dan disalurkan hanya kepada "kelompok moderat". (an/tlgrp)