View Full Version
Rabu, 20 Mar 2013

Pejabat AS: Irak Tutup Mata Atas Pengiriman Senjata Iran Ke Suriah Lewat Negara Itu

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Pemerintah Irak "menutup mata" ketika Iran mengirimkan peralatan militer melalui wilayah udara negara itu untuk rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad di tengah konflik yang sedang berlangsung di Suriah, kata seorang pejabat AS.

Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim, meminta Irak untuk secara acak memeriksa pesawat terbang Iran ke Suriah, dan mengatakan Washington telah melakukan komplain kepada "semua tingkat pemerintah Irak" tentang kurangnya pemeriksaan tersebut.

"Adalah wajar untuk menghentikan pesawat dan memeriksa mereka," kata pejabat itu.

"Setidaknya melakukan beberapa pemeriksaan secara acak dan sah untuk melihatnya. Mereka (Irak) telah menyebabkan terjadinya kecurigaan. Sebaliknya, mereka menangguhkan ketidakpercayaan mereka, mencari jalan lain, dan mengalihkan pandangan mereka. "

"Jika mereka benar-benar ingin mengetahuinya, mereka akan menghentikan penerbangan-penerbangan secara acak, berkala, dan benar-benar memeriksa mereka. Dan kami yakin bahwa mereka akan menemukan peralatan militer dan senjata, amunisi, semua jenis itu karena kami telah memberitahu mereka tentang hal ini. "

Ketika ditanya siapa di pemerintahan Irak yang Washington telah berbicara dengan tentang keprihatinan itu, pejabat AS menjawab, "semua tingkat pemerintah Irak."

AS telah terus-menerus meminta Irak untuk memeriksa pesawat terbang Iran ke Suriah yang melalui wilayah udara Baghdad, meskipun Iran terus mengklaim bahwa pesawat-pesawat itu hanya membawa bantuan kemanusiaan.

Irak telah mengumumkan telah memeriksa dua pesawat, keduanya pada bulan Oktober.

The New York Times melaporkan pada bulan Desember bahwa Iran tampaknya telah diberi informasi oleh para pejabat Irak sebelumnya, ketika inspeksi pesawat akan dilakukan, sehingga membantu Teheran menghindari deteksi tersebut.

Pemerintah Syi'ah Iran sendiri sejak dahulu merupakan sekutu kuat rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad. (an/aby)


latestnews

View Full Version