View Full Version
Rabu, 20 Mar 2013

Malaysia Kerahkan Lebih Banyak Peralatan Militer Buru Pengikut Sultan Sulu di Sabah

ZAMBOANGA CITY , FILIPINA (voa-islam.com) - Malaysia telah mengerahkan lebih banyak kendaraan lapis baja dan helikopter tempur termasuk kapal angkatan laut ke Sabah dalam upaya untuk menghalau puluhan sisa-sisa pengikut Sultan Sulu Jamalul Kiram yang telah bertempur melawan pasukan keamanan di pulau yang kaya minyak yang diklaim oleh kedua belah pihak.

Sekitar selusin kendaraan lapis baja pengangkut personel tiba di kota Lahad Datu untuk mendukung pasukan darat memburu setidaknya 50 anggota Kesultanan Sulu yang dipimpin oleh Raja Muda Agbimuddin, adik sultan muda.

Kelompok ini memasuki Sabah pada bulan Februari lalu untuk mendesak klaim atas pulau tersebut, mengutip klaim historis dan legal, namun Malaysia menolak hal ini dan melancarkan serangan besar-besaran terhadap sekitar 200 orang pengikut sultan setelah memberikan tenggat waktu bagi mereka untuk menyerah secara damai.

Serangan oleh jet tempur Malaysia dan artilleri darat menyebabkan sedikitnya 62 pengikut sultan Sulu tewas, namun pertempuran antara kedua kelompok juga menewaskan dan melukai 18 polisi dan tentara Malaysia.

Mantan Perdana Menteri Malaysia Dr Tun Mahathir Mohamad juga mengatakan bahwa orang-orang yang tinggal di rumah panggung di Sabah harus direlokasi segera karena mereka bisa terkena ancaman dari agresor eksternal. Tetapi banyak dari mereka yang tinggal di pemukiman tersebut terdapat warga Filipina Muslim dari Sulu dan Tawi-Tawi.

Dia mengatakan pemukiman tersebut memperumit masalah keamanan di daerah tersebut. "Kita harus memindahkan mereka, tapi kita perlu menemukan lahan untuk mereka dan kita perlu mengidentifikasi antara mereka yang warga negara kita, mereka yang warga negara asing dan mereka yang tidak memiliki sertifikat identitas," katanya dalam sebuah laporan oleh kantor berita Malaysia Bernama.

Mantan Politisi, tapi berpengaruh tersebut, sebelumnya mendesak Malaysia untuk menghentikan membayar "uang pengambil alihan" Sabah kepada Kesultanan Sulu karena intrusi pengikut bersenjatanya. Tapi Kesultanan Sulu menganggap pembayaran tersebut sebagai uang sewa untuk wilayah itu.

Malaysia masih membayar uang pengambil alihan kepada Kesultanan Sulu meskipun meletakkan klaim atas Sabah, hadiah yang diberikan oleh Brunei kepada Sultan Sulu untuk membantu menumpas pemberontakan di 1658.

Malaysia menangkap lebih dari 300 orang Filipina yang diduga mendukung atau membantu kelompok Raja Muda Agbimuddin di bawah hukum anti-terorisme yang ketat. Baru-baru ini, tiga pria, yang bertindak mencurigakan, telah ditahan di Kampung Sim-Sim di Sandakan setelah penduduk desa menelepon polisi tentang ketiganya.
Identitas mereka tidak segera diketahui, namun salah satu dari mereka diduga memiliki hubungan dengan Sufaat Yazid anggota Jemaah Islamiyah yang saat ini ditahan oleh pemerintah Malaysia.

Lebih dari 2.000 Muslim Filipina telah kembali ke provinsi Sulu dan Tawi-Tawi setelah melarikan diri Sabah karena takut mereka akan ditangkap dalam penumpasan besar-besaran yang diluncurkan oleh Malaysia pada imigran ilegal dan masyarakat Filipina di pulau tersebut.

Banyak pekerja dan imigran Indonesia juga melarikan diri Sabah dan Jakarta telah mengerahkan sebuah armada angkatan laut bersenjata untuk menjaga perbatasan dengan Malaysia dan Filipina, dan untuk mengangkut warganya yang terkena dampak oleh permusuhan antara pasukan keamanan Malaysia dan Kesultanan Sulu.

Sabah, hanya beberapa mil laut dari Tawi-Tawi, adalah rumah bagi sekitar 2,3 juta Malaysia dan 889.000 non-Malaysia, berdasarkan pada survei penduduk 2010.

Manila dan Kuala Lumpur menduga bahwa beberapa kelompok di Filipina dan Malaysia membiayai Sultan Jamalul untuk mengacaukan kedua negara menjelang pemilihan negara itu tahun ini. Tapi pemimpin berusia 74 tahun itu membantah semua tuduhan tersebut. (st/me)


latestnews

View Full Version