BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Dua uskup agung diculik oleh orang bersenjata di provinsi Aleppo pada Senin (22/4/2013) malam, menandai tokoh Kristen paling senior yang terlibat dalam perang sipil Suriah.
Seorang anggota oposisi Koalisi Nasional Suriah, Abdel-Ahad Steifo, mengatakan Yohanna Ibrahim dan Paul Yazigi, uskup agung Ortodoks Syria dan Ortodoks Yunani di Aleppo telah diculik dalam perjalanan ke Aleppo dari wilayah yang dikuasai pejuang oposisi Bab al-Hawa persimpangan dengan Turki.
Yohanna Ibrahim, yang telah beberapa kali melintasi tempat itu sebelumnya, telah pergi untuk mengambil Yazigi dan kedua orang tersebut mengemudi ke Aleppo ketika mereka diculik, kata Steifo.
Ketika ditanya siapa yang telah menculik mereka, Steifo mengatakan: "Semua kemungkinan terbuka."
Sementara itu kantor berita negara Suriah, SANA menuduh bahwa para pejuang oposisi lah yang melakukan penculikan tersebut. SANA melaporkan bahwa kedua Uskup Agung tersebut masing-masing diseret dari mobil mereka oleh "teroris" setelah melakukan kerja kemanusiaan di desa Kfour Dael di provinsi Aleppo. Teroris merupakan istilah yang diberikan rezim Damaskus kepada kelompok oposisi yang berjuang untuk menggulingkan pemerintah Bashar Al-Assad.
Sopir mereka, juga seorang pastur, tewas dalam serangan itu, kata SANA.
Penentang Rezim Bashar Al-Assad
Kepala Pasukan Libanon Samir Geagea mengutuk penculikan tersebut dalam panggilan telepon dengan Patriark Ortodoks Yunani John Yazigi, saudara Paul, seperti dilansir di situsnya.
Partai Kristen adalah anggota dari koalisi oposisi 14 Maret, yang menentang rezim Assad.
Ibrahim secara terbuka menyerukan gencatan senjata dan solusi negosiasi dalam perang sipil 2 tahun.
Dalam sebuah wawancara Oktober dengan Huffington Post, ia mengatakan bahwa kelompok-kelompok oposisi menyerukan perubahan demokratis: "Masalah utama di negara kita adalah kurangnya kebebasan. Kami sedang berusaha untuk memiliki, di beberapa titik di masa depan, demokrasi yang terwujudkan dan kebebasan yang dipraktekkan. " (an/ds)